Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/06/2021, 12:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Menurut Sandiaga, daya tarik wisata budaya seperti Uma Lengge sangat langka. Sebab, bangunan tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi.

“Ini adalah situs warisan budaya dari para leluhur suku Mbojo, yang memiliki nilai sejarah dan keunikan tinggi dalam industri pariwisata,” jelas Sandiaga.

“Kami akan terus memberikan pendampingan di Desa Wisata Maria agar obyek wisata ini tumbuh dan menjadi destinasi wiata baru di Indonesia,” imbuhnya.

Baca juga: Acara yang Siap Digelar di NTB Tahun 2021, Ada MotoGP dan LEtape

Punya atraksi budaya tersendiri

Sandiaga mengatakan bahwa Desa Wisata Maria memiliki atraksi budaya tersendiri seperti tari sambutan adat Makatua, Tari Wura Bongi Monca, Kareku Kandei (menumbuk padi dengan bunyi berirama), dan tari Mpa’a Ntumbu Tuta.

Selain itu, selama berada di sana, ada juga kegiatan seperti menyangrai kopi, melihat proses pembuatan kerajinan, serta mencicipi kuliner khas Desa Wisata Maria.

Sandiaga menilai bahwa desa tersebut memiliki potensi yang sangat baik untuk semakin dikembangkan, salah satunya seputar Uma Lengge.

“Uma Lengge ini memiliki nilai budaya dan kearifan lokal yang sangat tinggi. Untuk itu, kita perlu melakukan pembenahan. Semoga itu semua bisa langsung tereksekusi sebagai bagian dari Revitalisasi Desa Wisata,” ungkap dia.

Baca juga: Rencana NTB Kembangkan 99 Desa Wisata Secara Bertahap

Nantinya, tambah Sandiaga, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dan Kementerian PUPR untuk meremajakan dan mempercantik Uma Lengge.

“Mari kita bahu membahu agar Bima siap menjadi bagian dari tujuan bagi para wisatawan, khususnya penonton Superbike untuk berkunjung dan menjadikan Bima sebagai tujuan kunjungan wisatanya,” tutup Sandiaga.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com