Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tebing Laut Ngungap Gunungkidul, Obyek Wisata Alam Tebing dan Lautan

Kompas.com - 16/06/2021, 09:26 WIB
Markus Yuwono,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Destinasi wisata laut di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), seolah tidak ada habisnya.

Salah satu kawasan tebing pantai yang jarang diketahui wisatawan yakni Tebing Ngungap di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo.

Suasana di atas Tebing Ngungap cukup nyaman. Sebab, tebingnya masih alami dan belum banyak bangunan. 

Cara menuju ke Tebing Ngungap 

Kawasan Tebing Laut Ngungap, Girisubo, GunungkidulKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Kawasan Tebing Laut Ngungap, Girisubo, Gunungkidul

Jika dari Kota Yogyakarta, wisatawan bisa langsung menuju kota Wonosari.

Lalu, dilanjutkan ke arah Pantai Sadeng. Setelah tiba di Pasar Girisubo, lurus saja terus ikuti jalan.

Baca juga: Itinerary 2 Hari 1 Malam Jelajahi Wisata Gunungkidul Terbaru

 

Setelah melewai beberapa ratus meter jalan rusak, sampailah ke Tebing Ngungap. Tidak ada tiket masuk, karena memang belum dikelola oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab). 

Persiapkan bekal dulu sebelum ke sana, karena memang tidak ada penjual makanan di sekitar tebing laut Ngungap.

Suasana di Tebing Ngungap

Kawasan Tebing Laut Ngungap, Girisubo, GunungkidulKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Kawasan Tebing Laut Ngungap, Girisubo, Gunungkidul

 

Sesampainya di tebing Ngungap, pengunjung bisa melihat pendopo yang rusak parah dan ditumbuhi ilalang.

Apabila berjalan ke kanan atau ke arah barat, mereka akan melewati tumbuhan khas pantai, salah satunya pandan.

Baca juga: 5 Tempat Wisata Gunungkidul Terbaru, Cocok untuk Liburan Akhir Pekan

 

Kemudian, terlihatlah panorama laut lepas. Di sisi kanan dan kirinya terdapat tebing-tebing yang indah disertai suara ombak menghantam karang.

Setelah puas melihat sisi barat tebing, wisatawan bisa melihat sisi timur kawasan Pantai Ngungap. 

Adapun, kawasan ini dapat dicapai melalui jalan menurun sebelah timur pendopo. 

Saat berada di kawasan tersebut, pengunjung akan dibuai oleh keindahan tebing dan lautan. 

Baca juga: Pascalibur Lebaran, Kunjungan ke Gunungkidul dan Bantul Meningkat

Menurut informasi yang didapat, kawasan itu pernah dilukis oleh Franz Wilhelm Junghuhn tahun 1856. Karya lukisannya berjudul Sudkuste Ostwarts von Rongkop.

Franz Wilhelm Junghuhn merupakan seorang naturalis, doktor, botanikus, geolog dan pengarang berkebangsaan Jerman yang pindah ke Belanda. 

Belum dikomersilkan untuk wisata

Lurah Pucung Estu Dwiyono mengatakan, kawasan tersebut belum dikomersilkan untuk wisata.

Umumnya, kawasan tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan memancing melalui tebing atau rock fishing.

 

Baca juga: Libur Lebaran, Objek Wisata Nonpantai Gunungkidul Kurang Diminati

"Dulu pernah dibangun untuk dibambil sarang walet. Tetapi sejak enam tahun terakhir tidak ada lagi," kata Estu saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/6/2021).

Dengan keindahan yang dimiliki, pihaknya sudah berencana mengembangkan kawasan sebagai salah satu destinasi wisata. Rencananya akan mengajukan anggaran melalui dana keistimewaan untuk mengembangkan kawasan tersebut.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Harry Sukmono menyampaikan, kawasan tebing laut Ngungap masuk dalam rencana Induk Pariwisata Kabupaten.

Baca juga: 5 Pantai Tersembunyi di Gunungkidul dengan Keindahan yang Menawan

 

Hingga kini belum dikembangkan karena awalnya digunakan untuk pengembangan walet.

"Memang belum ada retribusi, sehingga belum ada fasilitas untuk wisatawan," kata Harry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com