Dari beberapa cerita WNI yang berpuasa di negara Eropa lain, mereka cukup kesulitan mencari makanan halal untuk sahur dan berbuka.
Namun, Awang menganggap hal ini tidak begitu merepotkan.
"Makanan untuk buka puasa, bagi saya yang nge-kos kayak gini enggak terlalu ribet, paling masak nasi, terus masak apa yang bisa dimasak, kadang kalau enggak sempat ngapa-ngapain, mi instan jadi solusi," tutur Awang.
"Cuma sangat terbantu kalau ada acara ngumpul-ngumpul buka puasa bersama, ada yang masak, itu biasanya dibungkusin untuk buka puasa beberapa hari ke depan," sambungnya.
Baca juga: Cerita WNI Jalani Puasa Ramadhan di Turki, Ini 5 Hal Unik yang Dialami
Pria berusia 33 tahun ini tak menampik, ada perasaan rindu akan suasana Bulan Ramadhan di kampung halaman, Yogyakarta.
"Sebenarnya tantangan paling besar itu rasa kangen untuk berpuasa di Jogja karena saya asli Jogja," ujarnya.
Awang lantas bercerita sedikit, kilas balik saat dirinya menjalankan ibadah puasa bersama orang-orang terdekat, di Kota Istimewa itu.
"Kalau dulu di Jogja teman-teman banyak, mau buka puasa gitu ramai-ramai jajan ke Lembah (kantin Universitas Gadjah Mada), atau kalau misalnya lagi sendiri pulang ke rumah, dan buka puasa bareng keluarga, rasanya kan asik ya," kenangnya.
Baca juga: Cerita WNI Puasa di Wakayama Jepang, Tak Ada Azan sebab Masjid Jauh
Menurut Awang, rasa yang tidak tergantikan selama bulan Ramadhan di kampung halaman, ialah ketika ia bisa berbuka puasa, sama-sama melepas lapar dan haus dengan orang-orang terdekat.
"Dari tahun 2020 saya puasa di sini, itu sih yang paling dirindukan, udah berapa kali Ramadhan saya enggak di Jogja, jadi terasa rindunya," pungkas Awang.
Baca juga: Pengalaman Puasa WNI di Okinawa Jepang, Wajib Atur Waktu Istirahat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.