Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2022, 15:36 WIB
Nansianus Taris,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KALA BAHI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Alor kembali mengadakan Festival Dugong selama dua hari, pada 18-19 Mei 2022, di Pantai Mali, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penyelenggaraan festival ini merupakan salah satu langkah pemerintah untuk kembali memulihkan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata, terutama pascapandemi Covid-19.

Staf Ahli Bidang Reformasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Raden Kurleni Ukar, mengatakan, selain sebagai sarana pemulihan ekonomi, penyelenggaraan festival ini juga merupakan bukti kolaborasi dan komitmen pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Kami mengapresiasi Pemda (Pemerintah Daerah) Alor dan Pemprov (Pemerintah Provinsi) NTT dalam menyiapkan event (acara) seperti Festival Dugong ini. Ini adalah bukti bahwa kita punya komitmen untuk membangkitkan perekonomian setelah terpuruk karena pandemi," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (19/5/2022).

Baca juga:

Ilustrasi Dugong atau DuyungSHUTTERSTOCK/Shandarov Arkadii Ilustrasi Dugong atau Duyung

Ia menjelaskan, masuknya Festival Dugong dalam Kalender Event Nasional merupakan bukti bahwa Alor menempati posisi yang istimewa di bidang pariwisata Indonesia.

Alor memiliki berbagai atraksi wisata minat khusus, religi, budaya, seni, dan bahari yang dapat dipromosikan melalui event-event seperti Festival Dugong itu.

Bupati Kabupaten Alor, Amon Djobo, mengatakan, Alor memiliki beberapa potensi pariwisata, seperti budaya, seni, religi, dan alam. 

"Sejak tahun 2019, setiap tahun diadakan Festival Dugong dan ini merupakan salah satu cara untuk memberi pesan bahwa dugong, kawan masyarakat Alor yang harus dilestarikan, sehingga sampai anak cucu kita tetap bisa melihat dugong Alor itu seperti apa, dan ini kiranya sesuai dengan prinsip sustainable tourism (pariwisata berkelanjutan)," ujarnya.

Ia mengatakan, dari sisi wisata, budaya harus tetap dipelihara dan dijaga, begitu pula dengan kekayaan alam dan bahari, dirawat sejalan dengan hidup manusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com