Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PAREKRAF

Sarhunta Jadi Pembangkit Desa Wisata di Lombok Tengah

Kompas.com - 31/05/2022, 16:50 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebagai upaya meningkatkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf) membangun Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta).

Adapun Sarhunta merupakan program bantuan renovasi rumah penduduk yang berada di kawasan pariwisata guna meningkatkan kualitas hunian masyarakat sehingga dapat dijadikan usaha rumah singgah (homestay) di kawasan pariwisata.

Program tersebut bertujuan membantu pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Salah satu realisasi program Sarhunta dilakukan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Rencananya, 915 unit Sarhunta akan dibangun di kawasan ini. Hingga saat, ini sudah ada total 817 unit.

Adapun sebanyak 517 unit berada di sepanjang koridor masuk kawasan Mandalika. Lalu, 300 unit lainnya dijadikan homestay yang tersebar di beberapa lokasi, yakni Desa Kuta, Grupuk, Sukadana, dan Selong Belanak.

Sementara itu, sebanyak 98 unit lainnya akan dibangun di Kabupaten Lombok Utara, NTB.

Sarhunta di Lombok Tengahperumahan.pu.go.id Sarhunta di Lombok Tengah

Kearifan lokal Sarhunta di Lombok Tengah

Sarhunta di Lombok Tengah telah dilengkapi dengan sejumlah sarana akomodasi yang memadai agar wisatawan nyaman saat menginap. Fasilitas tersebut meliputi tempat tidur, pendingin ruangan ataupun kipas angin, serta kamar mandi yang bersih.

Dengan fasilitas nyaman dan lokasi strategis yang dekat dari destinasi wisata, Sarhunta dibanderol dengan harga yang relatif murah.

Tak hanya itu, Sarhunta dan homestay yang dibangun di Lombok Tengah juga sudah mendapatkan sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE) serta memenuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Meski dibangun dengan desain yang modern, Sarhunta tetap mencerminkan kearifan lokal dan adat setempat. Sebut saja, Sarhunta di Lombok dilengkapi dengan berbagai tanaman bunga serta ornamen yang menunjukkan ciri khas budaya setempat.

Tak hanya itu, masyarakat setempat juga diberikan bekal pengetahuan berupa bimbingan teknis oleh Kementerian PUPR, Kemenparekraf, dan Baparekraf. Hal ini dilakukan agar masyarakat siap menerima wisatawan dan dapat mengelola Sarhunta dengan baik.

Selain Lombok Tengah, program Sarhunta juga akan dibangun di kawasan destinasi super prioritas (DSP) lainnya, seperti Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, dan Manado-Likupang.

Program Sarhunta diharapkan dapat menjadi nilai tambah dan daya tarik wisatawan di kawasan DSP. Dengan begitu, lapangan kerja baru dapat tercipta dan ekonomi nasional dapat bangkit kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com