Pada tahun 1928 kemudian dilakukan pemindahan madu atau simbol nenek moyang laki-laki.
"Tanah kami tinggal ini dulu diberikan secara sukarela oleh mori tere lengi. Dan semua orang yang tinggal di sini tidak diminta bayar. Karena nenek moyang kami sudah memberikan dengan sukarela," ujar Yohanes.
Baca juga: Pesona Watu Peti NTT, Konon Dulunya Peti Harta Karun Putri Kerajaan
Yohanes berharap adanya dukungan pemerintah kabupaten maupun provinsi agar rumah adat itu tetap dilestarikan sampai kapan pun. Apalagi, saat ini mereka tengah memperbaiki rumah adat yang baru.
"Alang-alang di sini sangat langka kami terpaksa ambil dari lain. Kami harap ada dukungan dari pemerintah," pintanya.
View this post on Instagram
Bupati Ngada, Andreas Paru mengatakan, saat ini pemerintah tengah berupaya untuk mendorong semua potensi yang ada untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
"Salah satu sektor yang kita kembangkan adalah salah pariwisata alam dan budaya. Karena itu Kampung Adat Wogo ini salah satu yang kita fokuskan ke depan," ujarnya.
Baca juga: Air Terjun Cunca Antar, Wisata Alam Tersembunyi di Manggarai Timur NTT
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.