Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ghan Woja, Tradisi orang Manggarai Timur untuk Memulai Masa Tanam

Kompas.com - 21/10/2022, 14:02 WIB
Markus Makur,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BORONG,KOMPAS.com - Ghan Woja terdiri dari dua kata, yakni ghan dan woja. Ghan dalam bahasa etnis Kolor di bagian selatan Manggarai Timur, artinya makan dan woja berarti bulir padi panjang dan beras.

Ghan Woja merupakan salah satu dari sekian ritual adat masyarakat tani yang menghormati padi dan jagung, serta memulihkan hubungan dengan Sang Pencipta. Mereka juga menyapa leluhur dengan ritual adat di Mbaru Mere (rumah adat).

Adapun Ghan Woja ditujukan untuk mengungkapkan rasa syukur, berdoa saat akhir masa tanam dan memulai masa tanam baru.

Baca juga: Desa Wisata Mbengan di Manggarai Timur NTT, Punya Budaya dan Alam yang Menakjubkan

Ritual Ghan Woja bisa dilaksanakan secara pribadi di rumah-rumah, di kebun, dan secara komunal di rumah-rumah adat.

Tarian Keda Rawa

Tua adat Suku Mukun, Desa Mbengan, Kornelius Ngamal Ramang (62) menjelaskan, tradisi sakral di Kampung Bungan yang masih dirawat dengan baik yakni tradisi tarian Keda Rawa saat dilangsungkan ritual adat Ghan Woja.

Keda artinya injak tanah, menghentakkan kaki di tanah dan rawa artinya syair-syair mistis yang dilantunkan tua-tua adat di kampung tersebut.

Jadi Tarian Keda Rawa adalah tarian khas bernuansa mistis yang dilaksanakan oleh tua-tua adat laki-laki. Tarian ini dilaksanakan tengah malam sekitar pukul 00.00 Wita dan pagi sebelum matahari terbit.

"Di bulan oktober 2022 sudah dilaksanakan ritual adat Ghan Woja di Kampung Bungan. Warga satu kampung itu melaksanakan ritual ini," kata Ramang.

Biasanya, lanjut dia, ritual Ghan Woja dilaksanakan Juli-September tiap tahunnya. Namun, tahun 2022 ini ritual mundur karena anomali cuaca.

Sebelum dilaksanakan ritual Ghan Woja di rumah, masyarakat Kampung Bungan dilarang membuka kebun baru. Konon jika dilanggar, hasil kebun tidak melimpah dan kebun-kebun diganggu binatang.

Baca juga: Manggarai Timur NTT yang Kaya Goa Alam untuk Dikunjungi Wisatawan

Ramang melanjutkan, yang menanam pertama di ladang adat di sekitar rumah adat adalah Suku Nanga. Jika tua adat Suku Nanga belum menanam, warga lain dilarang menanam duluan.

Noko Lodong

Ramang menjelaskan bahwa saat ritual itu dilangsungkan, dilakukan Noko Lodong. Noko berarti simpan dan lodong berarti pucuk. Noko lodong berarti menyimpan pucuk tanaman.

Saat malam hari tua adat di rumah adat melaksanakan kepok-kepok untuk menandakan bahwa tahun yang lalu sudah berlalu dan memulai tahun baru untuk menanam.

Sesajian adat kepada Sang Pencipta Kehidupan, alam semesta dan leluhur yang dialas dengan daun sirih di Watu Nurung atau watu leluhur Suku Saghe di rumah adat atau Mbaru Gendang Saghe, Jumat (2/11/2018). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Sesajian adat kepada Sang Pencipta Kehidupan, alam semesta dan leluhur yang dialas dengan daun sirih di Watu Nurung atau watu leluhur Suku Saghe di rumah adat atau Mbaru Gendang Saghe, Jumat (2/11/2018).

Adapun di kampung Bungan, lanjut Ramang, terdapat suku Bebong, Teong, Koi, Mukun, Ladar, Pata, Kepo, Sape, dan Nanga. Satu kampung ini serentak melaksanakan ritual adat Ghan Woja.

Ia melanjutkan, yang paling sakral dalam ritual Ghan Woja adalah hasil panen yang unik atau langka, seperti bulir padi bercabang tiga dipangkas dan dibawa ke rumah adat.

Baca juga: Berwisata ke Manggarai Timur, Cicipi Kopi Pahit dan Kuliner Lokal di Coffee For Rest

Halaman:


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com