Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggemar Keroncong, Siap-Siap Wisata dan Belajar dengan Waldjinah

Kompas.com - 11/12/2022, 12:11 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keroncong sebagai genre musik yang lahir dari perpaduan budaya Barat dan Timur masih digemari hingga saat ini. Penggemar maupun penikmatnya bisa belajar seni musik keroncong secara langsung. 

Ratu keroncong Indonesia yang telah menekuni musik ini 60 tahun lebih, Waldjinah, akan kembali membuka tempat belajar musik keroncong di rumahnya secara gratis. 

Baca juga:

"Ada tempat belajar musik keroncong di rumah (di) Solo. Insya Allah tahun depan kembali membuka kursus musik keroncong secara gratis, seperti dulu," ujar Waldjinah saat ditemui di Kemdikbud, Jakarta, Jumat (9/12/2022). 

Adapun rumah Waldjinah bisa ditemukan di Kampung Mangkuyudan, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Surakarta.

Belajar dan wisata budaya keroncong

Sebagai informasi, dulunya saat menjadi ketua HAMKRI (Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia), rumah Waldjinah telah dijadikan basecamp untuk belajar alat musik keroncong dan membatik. 

Salah satu seniman yang dijuluki Ratu Keroncong Indonesia, Waldjinah, saat ditemui di Kemdikbud, Jumat (9/12/2022). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Salah satu seniman yang dijuluki Ratu Keroncong Indonesia, Waldjinah, saat ditemui di Kemdikbud, Jumat (9/12/2022).

Namun, aktivitas tersebut sempat terhenti karena pandemi Covid-19.

"Anak muda jaman sekarang yang kepengen keroncong banyak, tapi selama pandemi belum ada latihan lagi, nanti akan saya hidupkan lagi," ujar Waldjinah. 

Baca juga: Waldjinah, dari Kembang Kacang hingga Ratu Keroncong

Diperuntukkan bagi semua usia terutama generasi muda, agenda belajar sempat dihentikan selama hampir tiga tahun karena pandemi Covid-19. 

"Di rumah ibu dipergunakan untuk belajar musik keroncong secara gratis, tapi setelah pandemi kita hentikan. Gratis buat siapa saja yang berminat dan tertarik sama musik keroncong," ujar putra Waldjinah bernama Bambang.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Pemerintah Kota Surakarta memberikan kesempatan pada setiap kecamatan di sana untuk menggelar musik keroncong.

Baca juga: Mengenal Keroncong Tugu, Musik Portugis-Betawi yang Membius Batavia

Selain itu, masyarakat bisa menikmati penampilan keroncong secara rutin di Taman Budaya Surakarta atau disebut juga Taman Budaya Jawa Tengah

"Lalu ada di Taman Budaya Surakarta, biasanya sebulan sekali ada performance keroncong," tutur Bambang. 

Perjalanan musik keroncong

Keroncong dari Kampung TuguTropenmuseum Keroncong dari Kampung Tugu

Sebagai informasi, musik keroncong merupakan genre musik yang lahir dari perpaduan budaya Barat serta Timur, seperti dikutip dari Kompas.com (29/1/2021). 

Genre musik ini cukup digemari oleh masyarakat Indonesia. Awal mula kepopuleran musik keroncong adalah pada awal abad ke-20.

Walau pada saat itu industri rekaman belum muncul, musik keroncong populer lewat berbagai pentas yang diselenggarakan. Pentas musik keroncong kala itu sangat menarik perhatian masyarakat dari berbagai kalangan untuk membeli tiket dan menonton pertunjukannya.

Saat itu musik keroncong lebih dikenal sebagai tradisi musik rakyat dari Kampung Tugu, karena disesuaikan dengan lokasi penemuannya yakni di Kampung Tugu.

Baca juga:

Keroncong pun menjadi primadona masyarakat peranakan Indo-Eropa kelas bawah. Musik yang dibawakan dengan gitar besar, gitar kecil, seruling, piul, dan rebana berhasil memikat hati mereka.

Hingga saat ini, keroncong masih cukup eksis dan sering dikolaborasikan dengan alat musik maupun lagu-lagu modern. Waldjinah memandang fenomena ini sebagai suatu bentuk kemajuan dan pelestarian budaya. 

"Itu kemajuan, saya ikut senang juga. Saya kan ikut Campursari juga," tutur Waldjinah. 

Adapun Campursari merupakan kesenian Jawa yang menyajikan lagu lagu langgam keroncong klasik maupun modern. Perempuan ini pernah bergabung dengan generasi Campursari pertama pada tahun 1960-an di Semarang. 

Baca juga: Kopi dan Keroncong Menyatukan Rakyat hingga Pejabat di Kafe Ini

"Ibu tidak menolak adanya kolaborasi dengan musik keroncong modern yang semakin maju saat ini. Hal terpenting anak-anak muda masih mau dan memainkan keroncong," Bambang menambahkan. 

Telah mempelajari keroncong sejak usia 5 tahun, Waldjinah berpesan agar warisan budaya Indonesia ini bisa terus dilestarikan. 

"Harapan saya, keinginan saya keroncong maju terus, jangan sampai dipek wong liyo (diambil oleh orang asing), karena ini punya Indonesia," pungkasnya. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com