Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kebiasaan Baru Wisatawan Rencanakan Liburan, Cari Fleksibilitas

Kompas.com - 15/12/2022, 07:04 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah dua tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia, ada berbagai macam perubahan yang terjadi, tak terkecuali dari segi pariwisata. 

"Kami lihat dari konsumen Traveloka, dari pandemi sampai sekarang ada perubahan kebutuhan dan mekanisme traveling-nya mereka," ujar Head of Corporate Partnership Traveloka Stevens Hendrajaya, dalam online talkshow Tren Traveling Lintas Negara untuk Healing Anti-Ribet: A Contactless Journey, Rabu (14/12/2022). 

Baca juga:

Lebih lanjut, kata dia, hal itu juga dicerminkan dalam Visa Global Travel Intentions, sebuah studi mencakup kebiasaan Digital Traveler di dalam maupun di luar negeri.

Beberapa hal yang diteliti mulai dari intensi perjalanan, akomodasi favorit, preferensi masyarakat sat merencanakan perjalanan, dan destinasi wisata favorit baik di dalam maupun luar negeri.

Kebiasaan wisatawan saat akan berlibur pasca-pandemi

Menurut Visa Global Travel Intentions, ada beberapa kebiasaan yang diminati masyarakat saat merencanakan perjalanan pasca pandemi. 

Salah satunya terlihat dari peningkatan keinginan untuk menjadi smart traveler (wisatawan cerdas) dalam merencanakan perjalanan sebesar 420 persen.

Baca juga: Refund Tiket Pesawat, Berapa Persen Uang Tiket Pesawat Dikembalikan?

Adapun studi ini mencakup penelusuran yang menunjukan minat dan preferensi perjalanan selama masa pasca pandemi dari Maret hingga Juli 2022, dibandingkan November 2021 hingga Februari 2022. 

1. Mencari fleksibilitas perjalanan

Ilustrasi (beli tiket pesawat) cara pesan tiket pesawat Traveloka secara online dengan harga tiket pesawat Traveloka yang beragam Dok. Traveloka Ilustrasi (beli tiket pesawat) cara pesan tiket pesawat Traveloka secara online dengan harga tiket pesawat Traveloka yang beragam

Pertama, masyarakat cenderung mencari fleksibilitas atau angkanya mencapai 48 persen, baik dari segi tiket yang refundable atau dapat dikembalikan, penginapan bisa diganti, maupun perubahan destinasi. 

Steven menjelaskan, ini terjadi karena kebiasaan yang sudah terbentuk kala pandemi. Dulu, peraturan sering berubah-ubah, sehingga menyebabkan wisatawan juga harus menyesuaikan kepergian mereka. 

"Dulu karena ada pandemi, peraturan selalu berubah, kan. Itu sangat sulit konsumen untuk dapat informasi. Misalnya beli tiket, peraturannya apa, terus habis itu ganti. Jadi mereka (sampai sekarang) juga butuh fleksibilitas, itu nomor satu," katanya. 

Baca juga: Simak Syarat Naik Pesawat untuk Libur Nataru

2. Mencari harga terbaik

Kebiasaan berikutnya adalah kecenderungan mencari harga terbaik dengan promo-promo menarik. Meski sudah tidak sabar pergi liburan, masyarakat umumnya tetap berburu penawaran yang terjangkau. 

"Kedua tetap harga. Jadi adanya penawaran dan promo menarik, itu tetap jadi elemen penting," tutur dia. 

Baca juga: 7 Tips Mencari Promo Hotel Agar Liburan Lebih Hemat 

 

Ilustrasi vaksin Covid-19. Shutterstock/Tobias Arhelger Ilustrasi vaksin Covid-19.

3. Penurunan kebutuhan perjalanan terkait pandemi

Sebanyak 46 persen masyarakat yang disurvei menyatakan tidak lagi terlalu mengutamakan kebutuhan perjalanan terkait pandemi, seperti vaksin, testing, atau asuransi khusus Covid-19. 

"Dulu saat pandemi, salah satu pertimbangannya memang sertifikasi kebersihan seperti CHSE, misalnya. Nah, untuk saat ini memang sudah mulai bergeser, karena mulai endemi," ungkapnya. 

Baca juga: Tamu Hotel Kapsul Tinggal Lebih Lama Saat Pandemi, Bisa hingga Berbulan-bulan

Masyarakat, kata dia, cenderung lebih mengutamakan fleksibilitas dan promo.

4. Traveling sebagai healing

Suasana di Koh Kradan, Thailand. Salah satu lokasi yang cocok untuk healing.SHUTTERSTOCK/ANNA EWA BIENIEK Suasana di Koh Kradan, Thailand. Salah satu lokasi yang cocok untuk healing.

Masih menurut data Global Travel Intentions, 25 persen masyarakat mempertimbangkan traveling untuk healing dan relaksasi dari kepenatan. 

"Masyarakat Indonesia menjadikan perjalanan wisata sebagai pelarian dan hiburan dari rasa penat setelah banyak berdiam di rumah selama pandemi," tuturnya. 

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Pesan Kamar Hotel agar Dapat Harga Murah?  

5. Mencari metode pembayaran tanpa kontak

Pandemi juga telah mengubah gaya hidup masyarakat menjadi semakin digital dan contactless demi pengalaman minim sentuhan, sebagai upaya pencegahan penularan virus Covid-19. 

Ini terjadi saat akan berinteraksi dengan orang lain, seperti ketika ingin melakukan berbagai macam transaksi atau pembayaran.

"81 persen mencari metode pembayaran dengan kartu kredit, termasuk contactless," tutur Head of Strategy & Business Planning Visa Indonesia Handikin Setiawan.

Baca juga: Kenapa Maskapai Tak Bisa Refund Tiket dalam Bentuk Uang Tunai?

Oleh karena itu, kata dia, pembayaran contactlessmenjadi salah satu standar baru tren pembayaran lintas-negara. Serta, sudah semakin menjadi pilihan masyarakat global, termasuk di Indonesia yang mengedepankan 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com