KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memunculkan tren baru di industri restoran.
Berdasarkan data analisis tren pariwisata tahun 2022/2023 yang dirilis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), tren baru ini banyak diambil dari hasil penyesuaian dengan kondisi pandemi Covid-19.
"Pola konsumsi masyarakat berubah akibat pandemi Covid-19," demikian yang tertulis dalam data analisa tren pariwisata tahun 2022/2023 yang diterima Kompas.com dari Kemenparekraf, Senin (10/4/2023).
Baca juga: Menparekraf Yakin Hotel dan Restoran Makin Laku Meski Jelang Tahun Politik
Berikut beberapa tren industri restoran tahun 2022/2023 yang dihimpun Kemenparekaf.
Pasca-pandemi, baik dine-in (makan di tempat) maupun food delivery (pesan antar makanan) di resto akan tetap diminati dan berjalan bersamaan.
Menurut Kemenparekraf, kondisi ini terkonfirmasi oleh hasil studi dari lembaga survei Inventure-Alvara yang menunjukkan bahwa 79,2 persen responden akan kembali melakukan dine-in di resto dan tetap meneruskan kebiasaan food delivery sebanyak 62,2 persen.
Baca juga: 8 Mal di Jakarta dengan Area Outdoor Instagramable, Cocok buat Foto
Saat pandemi Covid-19, konsumen cepat beradaptasi dengan kebiasaan berbelanja online, termasuk belanja produk makanan ringan.
Banyaknya aktivitas berbelanja online ini membuat pengalaman membuka kemasan atau unboxing experience menjadi semakin penting diadakan di masa pasca pandemi.
Baca juga: 10 Kafe dengan Area Outdoor di Tangerang, Ada yang Bernuansa Jepang
Tren selanjutnya, pada masa pasca pandemi restoran berkonsep outdoor alias luar ruang masih akan menjadi pilihan konsumen karena sirkulasi udara yang baik serta memiliki ruang lebih luas dan terbuka.
View this post on Instagram
Istilah cloud kitchen atau dapur bersama mulai muncul dan dikenal saat pandemi Covid-19.
Fenomena cloud kitchen biasanya berkaitan dengan tren pembelian makanan secara online.
Konsumen akan membeli makanan atau minuman di resto pilihan yang dapurnya jadi satu dengan resto lain.
Baca juga: Tarakan, Kota 1.000 Kafe di Kalimantan Utara
Biasanya cloud kitchen tidak menyediakan sistem makan di tempat atau dine-in.
Konsep semacam ini diprediksi akan bertahan pasca pandemi Covid-19 dan akan tetap berkembang serta memiliki pasarnya tersendiri.
Tren selajutnya adalah konsumen cenderung beralih ke makanan yang lebih sehat.
Hal ini juga tak terlepas dari kebiasaan selama pandemi, di mana kesadaran menerapkan gaya hidup sehat mulai banyak diterapkan.
Termasuk salah satunya berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi.
Baca juga: 10 Kota dengan Gaya Hidup Paling Sehat Tahun 2022
Oleh karena itu, pasca-pandemi makanan sehat juga menjadi salah satu poin penting pertimbangan konsumen dalam memilih menu makanan di restoran.
Selama masa pandemi, konsumen masih tetap bisa menikmati makanan all you can eat
dengan tema "BBQ at home" seperti yang dilakukan oleh restoran Magal, Raa Cha, dan Shabu Jin.
Selain itu, beberapa restoran juga menghadirkan konsep "resto experience" ke dalam rumah konsumen.
Baca juga: Restoran Oculus Bali: Jam Buka dan Harga Menu
Ke depannya perkembangan tren restoran seperti ini diprediksi akan terus tumbuh.
Tren restoran berkonsep all you can eat ini tidak akan lagi menjadi produk makanan mewah tetapi produk yang bisa dinikmati semua kalangan.
Produk makanan dari convenience store atau mini market juga masih akan bertahan di pasca pandemi Covid-19.
Di Indonesia sendiri, ritel mini markersudah mulai mengeskalasi bisnis dengan menjual ready to serve food, seperti Indomaret dengan produk Yummy Choice dan Family Mart dengan
produk Family Cafe.
Baca juga: Kembangkan Wellness Tourism, Yuk Kenali Rekomendasi Wisata Sehat di Korea
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.