KOMPAS.com - Buya Hamka ialah sosok ulama, filsuf, dan penulis dari tepian Danau Maninjau yang karyanya sudah dikenal ke penjuru negeri.
Rekam jejak kehidupan Buya Hamka dari kecil hingga wafat kini dapat dijumpai di rumah kelahirannya di Sungai Batang yang sudah direnovasi menjadi sebuah museum.
"Koleksi di sini masih asli, kebanyakan koleksi didatangkan dari rumah Buya di Jakarta dan tetangga Buya," kata pemandu Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka Dasri kepada Kompas.com, Rabu (26/4/2023).
Jika hendak berkunjung ke lokasi, simak panduan ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka berikut.
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka buka setiap hari kecuali hari Jumat, mulai pukul 09.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB.
Baca juga: Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka: Jam Buka dan Harga Tiket
Wisatawan yang hendak berkunjung ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka bisa datang langsung ke lokasi tanpa perlu menghubungi petugas museum terlebih dahulu.
Dasri mengatakan bahwa tidak ada pungutan biaya yang diwajibkan kepada wisatawan yang hendak berkunjung ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.
"Masuk ke sini (museum) gratis, tidak ada bayaran, tapi kalau ada wisatawan yang hendak membantu untuk kepentingan museum, kami terbuka (untuk bantuan dari pengunjung," kata Dasri.
Museum Buya Hamka berada tepat di tepian Danau Maninjau. Jalan raya menuju Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka hanya bisa diakses dari dua arah yaitu dari arah Bukittinggi dan dari arah Lubuk Basung.
Jika datang dari arah Bukittinggi, wisatawan akan melewati kelok 44 untuk menuju ke Sungai Batang. Jalur ini biasanya dilalui oleh wisatawan yang sudah berada di Bukitinggi dan hendak bertolak ke arah Danau Maninjau untuk berwisata.
Namun, jika wisatawan baru datang dari arah Bandara Internasional Minangkabau, disarankan memilih jalur kedua karena aksesnya lebih mudah.
Jalur kedua yang bisa ditempuh oleh wisatawan yaitu jalan raya dari arah Lubuk Basung. Jika wisatawan datang dari arah Kota Padang, bandara, dan Pariaman, sebaiknya pilih rute ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka lewat Lubuk Basung.
Selain waktu tempuh lebih singkat, wisatawan juga tidak perlu repot menempuh jalanan kelok 44 yang cukup curam bagi para sopir pemula.
Sebagai catatan, posisi Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka berada persis di tengah garis tepi danau jika dilihat dari peta arah Lubuk Basung.
Baca juga: Rute ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Sumatera Barat
Khusus dari arah Lubuk Basung, ada dua opsi jalan yang bisa ditempuh yakni melewati jalanan Maninjau dan jalanan Sigiran.
Jika ingin cepat sampai di lokasi, sebaiknya pilih jalanan Maninjau. Sementara itu, jika ingin melihat pemandangan dari tepi danau lebih lama, bisa memilih jalanan Sigiran.
1. Ketahui sejarah
Alangkah baiknya sebelum datang ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, kamu sudah mengetahui sejarah singkat mengenai sosok Buya Hamka, termasuk karya-karya yang dibuatnya.
Sebab, jika wisatawan sudah familier akan kisah Buya Hamka maka rasanya akan lebih seru saat mendengar cerita dari pemandu museum.
2. Bawa kamera yang memadai
Di dalam museum Rumah Buya Kelahiran Buya Hamka wisatawan diperbolehkan untuk mendokumentasikan koleksi.
Bahkan, juga ada spot khusus untuk foto bagi wisatawan yang hendak mengabadikan momen bersama foto buya Hamka. Oleh karena itu, penting untuk membawa kamera yang memadai untuk memotret di dalam ruangan.
3. Bawa kendaraan sendiri
Lokasi Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka berada persis di tepi Danau Maninjau. Daerah tersebut bisa dilalui baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Namun, tidak ada kendaraan umum yang melayani penumpang sampai ke lokasi museum, kecuali kendaraan tersebut disewa untuk berwisata di sekitar Danau Maninjau. Maka dari itu, sebaiknya wisatawan membawa kendaraan sendiri jika hendak berkunjung ke museum.
4. Minta bantuan pemandu
Di dalam museum terdapat seorang pemandu yang paham mengenai kisah Buya Hamka Wisatawan bebas bertanya kepada pemandu selama di museum tanpa bayaran apa pun.
Jika butuh bantuan pemandu saat berkunjung, wisatawan dapat langsung datang ke lokasi dan menemui pemandu yang selalu siap sedia di meja registrasi untuk menyambut tamu.
1. Lihat koleksi museum
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka menyimpan banyak bukti sejarah yang berkaitan dengan sosok Buya Hamka.
Baik berupa koleksi karya, pakaian, tongkat, hingga penghargaan dan foto Buya Hamka sejak kecil sampai dia meninggal dunia.
Baca juga: 5 Aktivitas di Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, Lihat Pemandangan Danau
"Di sini semuanya (koleksi) masih asli, beberapa didatangkan dari kediaman Buya di Jakarta untuk menambah koleksi museum," kata Dasri.
Tak hanya koleksi di ruang pameran, wisatawan juga bisa masuk ke dalam kamar pribadi milik orangtua Buya Hamka.
2. Baca sejarah Buya Hamka
Di sekitar kawasan museum terdapat perpustakaan berisi buku koleksi karya Buya Hamka dan buku-buku yang berkenaan dengan Buya Hamka.
Ada dua spot baca di sini, yaitu di ruangan yang ada di depan museum dan ruangan di samping museum.
3. Foto-foto
Di dalam museum terdapat spot foto yang sayang jika dilewatkan, kamu bisa mengabadikan momen di dalam museum bersama barang pribadi milik Buya Hamka.
Bahkan, wisatawan juga diperbolehkan untuk mendokumentasikan koleksi di ruang utama hingga ke kamar pribadi milik keluarga Buya Hamka.
Asalkan, wisatawan dapat mematuhi beberapa peringatan untuk tidak menyentuh apalagi menduduki koleksi tersebut.
4. Lihat pemandangan danau
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka berada persis di tepian Danau Maninjau. Hanya terpisah sebuah jalan raya dan museum ini berada di tanah yang posisinya sedikit lebih tinggi.
Dari dalam Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, wisatawan dapat melihat indahnya pemandangan Danau Maninjau dari ketinggian.
Jika ingin mendapatkan pemandangan danau yang lebih bagus, disarankan datang ke museum pada siang hingga sore hari.
5. Belanja oleh-oleh
Usai keliling di museum, wisatawan juga bisa belanja oleh-oleh di sekitar kawasan museum. Oleh-oleh yang ditawarkan beragam, mulai dari makanan khas Maninjau hingga buku-buku tentang Hamka.
Di sini, masyarakat masih menggunakan uang tunai, oleh karena itu pastikan kamu sudah menyiapkan uang tunai yang cukup sebelum berbelanja.
1. Olahan rinuak
Rinuak merupakan ikan kecil yang banyak dijumpai di Danau Maninjau. Biasanya masyarakat setempat mengolah rinuak menjadi olahan lauk untuk teman makan nasi.
Seperti palai rinuak (sejenis pepes), rakik (sejenis keripik), campuran perkedel, hingga digoreng kering serupa serundeng.
Para penjaja rinuak mentah hingga aneka olahan rinuak bisa ditemui di pasar tradisional di sekitar kawasan danau Maninjau, dan di sepanjang jalan raya Lubuk Basung- Maninjau. Harga olahan rinuak yang ditawarkan beragam, dibanderol mulai dari Rp 10.000 per kemasan.
2. Olahan pesi
Pesi atau pensi ialah sejenis kerang danau berukuran kecil yang banyak ditemui di sekitar Danau Maninjau. Layaknya kerang di laut, di balik cangkang pesi juga menyimpan daging yang lezat dimakan.
Biasanya masyarakat mengolah pesi menjadi tumisan sebagai camilan, atau ada juga yang mengolah daging pesi menjadi campuran lauk.
Baca juga: Wisata ke Museum Kelahiran Buya Hamka, Beli 5 Oleh-oleh Khas Maninjau
Harga pesi di kawasan Danau Maninjau tidak menentu, biasanya harga pesi akan mahal saat momen tertentu seperti momen Lebaran.
Perkiraan harga normal pesi di pasaran yakni mulai dari Rp 15.000 per gelas takar. Namun jika harga pesi sedang tinggi, bisa mencapai Rp 40.000 per 500 gram.
3. Rempeyek
Rempeyek khas Danau Maninjau bisa jadi ide oleh-oleh ataupun camilan untuk bekal di perjalanan usai mengunjungi Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.
Ada banyak jenis rempeyek yang ditawarkan oleh warga lokal, seperti rempeyek isi kacangm hingga rempeyek isi ikan asin yang pipih.
Harga rempeyek per kemasan di Danau Maninjau tergolong tidak terlalu mahal. Berkisar mulai dari Rp 5000 per kemasan.
4. Olahan bada
Bada merupakan jenis ikan berukuran kecil yang banyak dijumpai di Danau Maninjau. Ukuran Bada lebih besar dari rinuak, tapi lebih kecil dari ikan air tawar biasa.
Bada umumnya diolah oleh masyarakat lokal menjadi salai, atau olahan yang diawetkan dengan cara diasapkan.
Harga bada di Maninjau biasanya mengikuti harga pasaran rinuak. Umumnya bada akan lebih mahal saat momen Lebaran. Perkiraan harga normal bada di Danau Maninjau yakni mulai dari Rp 15.000 per 500 gram.
5. Buku
Tepat di depan Museum Kelahiran Buya Hamka terdapat para penjaja buku yang menjajakan buku karya Buya Hamka hingga buku tentang Buya Hamka.
Jika wisatawan ingin tau lebih lanjut mengenai Buya Hamka dan karyanya, bisa membeli salah satu buku yang dijajakan di sini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.