Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional, Diawali Semangat Pelajar Stovia

Kompas.com - 20/05/2023, 09:04 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Dibentuknya Budi Oetomo

Menambahkan dari buku Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda (2019) terbitan Balai Pustaka, dijelaskan bahwa dalam perjalanannya melakukan penggalangan dana, Dokter Wahidin bertemu dengan Soetomo, yaitu salah satu pelajar Stovia.

Pada pertemuan tersebut, Soetomo berbincang dengan Dokter Wahidin mengenai kekagumannya dengan sosok tersebut sebagai seorang dokter hebat dan seorang pemimpin redaksi media massa.

Baca juga: Pengalaman Masuk Asrama Pelajar Stovia di Museum Kebangkitan Nasional

Hingga pada akhirnya, perbincangan tersebut mengarah ke bahasan tentang nasib bangsa Indonesia di bawah kendali penjajah Hindia Belanda dan keinginan mereka untuk melawan penjajah.

Dari pertemuan tersebut, Dokter Wahidn dan Soetomo menemukan satu kesamaan misi untuk memperjuangkan kemerdekaan, khususnya di bidang pendidikan.

"Mereka (Dokter Wahidin dan Soetomo) memilih cara yang lebih halus, tidak menggunakan otot untuk melawan, tetapi kecerdasan otak," kata Titis.

Sejumlah patung tokoh pelajar STOVIA saat pembentukan Organisasi Budi Utomo. Pembentukan organisasi itu berlangsung di ruang anatomi Gedung STOVIA, yang saat ini jadi Museum Kebangkitan Nasional. KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustomi Sejumlah patung tokoh pelajar STOVIA saat pembentukan Organisasi Budi Utomo. Pembentukan organisasi itu berlangsung di ruang anatomi Gedung STOVIA, yang saat ini jadi Museum Kebangkitan Nasional.

Karena prinsipnya, Wahidin menilai jika masyarakat Indonesia cerdas dan maju dari segi pendidikan, maka tidak akan mudah dikendalikan oleh bangsa Belanda.

Misi perjuangan ini rupanya juga dipegang oleh para pelajar Stovia yang tinggal di asrama.

Maka dari itu, guna memperkuat rasa perjuangan, maka pada 20 Mei 1908 di ruang anatomi, gedung Stovia, dibentuklah sebuah organisasi bernama Budi Oetomo.

Baca juga: 5 Ide Spot Foto di Museum Kebangkitan Nasional, Ada Ruang Pameran

Pendirian organisasi Budi Oetomo ini melibatkan sembilan pelajar Stovia, yaitu Soetomo, Mohammad Soelaiman, Soeradji Tirtonegoro, Mohammad Saleh, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, RM Goembrek, M Soewarno, dan Angka Prodjosoedirjo.

Pada saat didirikan, organisasi Budi Oetomo diketuai oleh Soetomo. Seiring berjalannya waktu, para tokoh perjuangan lainnya ikut andil di organisasi ini.

Beberapa di antaranya ada Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara), Tjipto Mangoekoesoemo, Tirto Adhi Soerjo, Raden Adipati Tirtokoesoemo, dan Pangeran Noto Diprodjo.

Di Museum Kebangkitan Nasional, ruangan khusus yang menampilkan informasi mengenai organisasi Budi Oetomo bisa ditemukan setelah melewati ruangan pameran Dokter Wahidin.

Setelah dibentuknya Budi Oetomo, barulah berbagai organisasi perjuangan di bidang lain muncul,  seperti Sarekat Islamd dan Indische Partij.  Itulah alasan mengapa Budi Oetomo disebut juga sebagai Ibu Perhimpunan.

"Ketika bicara tentang kebangkitan nasional, itu tidak berhenti di 20 Mei 1908, tapi harus kita bawa sampai sekarang," kata Titis.

Pembuktian kebangkitan nasional ini bisa dilihat dari munculnya kebangkitan-kebangkitan di bidang lain. Di antaranya kebangkitan bidang pendidikan, kesehatan, teknologi, dirgantara, dan pangan.

 

Sumber: Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. "Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda". 2019. Balai Pustaka: Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com