Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gedung Joang 45, Dulunya Hotel Termewah di Batavia

Kompas.com - 19/06/2023, 12:13 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Akan tetapi, pergerakan tersebut kemudian dideteksi oleh Pemerintah Jepang. Alhasil, sekitar tahun 1943 Asrama Angkatan Baru Indonesia dibubarkan.

"Ketika dibubarkan, para pemuda yang belajar di sini, atau disebut juga dengan Pemuda Menteng 31 melanjutkan pergerakan di luar Gedung Joang," katanya.

Setelah itu gedung ini digunakan oleh Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) yang dipimpin oleh empat serangkai, di antaranya Bung Karno, Bung Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan K.H. Dewantara.

Sama nasibnya dengan organisasi sebelumnya, PUTERA kemudian dibubarkan oleh pemerintah Jepang pada 1944 setelah setahun berjalan.

Setelah itu, Jepang kembali mendirikan organisasi berbeda tapi untuk tujuan yang sama yakni untuk memobilisasi rakyat Indonesia untuk menjadi kader Jepang. Organisasi tersebut bernama Jawa Hokokai.

"Jawa Hokokai langsung dipimpin oleh kepala militer Jepang. Mereka ini bertahan sampai Indonesia merdeka pada 1945," katanya.

Baca juga: Museum Dewantara Jadi Saksi Bisu Kericuhan di Jalan Tamansiswa, Ini 5 Faktanya

Direbut kembali oleh Pemuda Menteng 31

Setelah Indonesia merdeka pada 1945, Pemuda Menteng 31 yang dulu diusir dari Gedung Joang kini kembali datang dan mengambil alih hak milik gedung.

"Setelah diambil alih, gedung ini dijadikan sebagai markas untuk melakukan berbagai macam aksi perjuangan kemerdekaan Indonesia," kata Muslim.

Muslim mengatakan, setelah itu Gedung Joang kemudian ditetapkan sebagai gedung bersejarah. 

"Setelah direnovasi, maka pada 19 Agustus 1974 Gedung Joang diresmikan sebagai Museum Joang 45 oleh Presiden Soeharto dan Gubernur pada saat itu Ali Sadikin," pungkas Muslim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com