KOMPAS.com - Ada banyak tempat wisata alam di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terutama di sisi selatan.
Tempat-tempat wisata itu menyuguhkan keindahan panorama alam, terutama atap Pulau Jawa, yakni Semeru yang masih aktif.
Salah satu tempat terbaik menyaksikan kegagahan Semeru adalah Gunung Wayang. Tempat ini sebenarnya adalah bukit dengan ketinggian 987 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Baca juga: Gunung Wayang di Lumajang yang Indah dengan Panorama Atap Pulau Jawa
Puncak Gunung Wayang sudah ditata dengan adanya spot foto, taman, dan juga landasan pacu untuk olahraga paralayang.
Selain bisa menyaksikan keindahan panorama alam, wisatawan di Gunung Wayang Lumajang juga bisa berkemah.
Kompas.com sempat menjajal solo camping atau berkemah seorang diri di Gunung Wayang Lumajang pada Selasa (20/6/2023).
Saat itu, Kompas.com tiba sekitar pukul 17.00 WIB di area parkir Gunung Wayang. Setelah membayar Rp 20.000 untuk tiket camping dan parkir inap, Kompas.com pun segera berjalan ke kawasan puncak.
Menuju puncak, pengunjung harus melewati jalan yang cukup terjal. Jalan ini sudah dicor, sehingga bisa dilalui sepeda motor.
Baca juga: Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Gunung Wayang Lumajang
Namun, kendaraan yang diizinkan melintas hanya ojek milik warga saking terjalnya, demi keselamatan pengunjung.
Setelah 20 menit berjalan, Kompas.com akhirnya tiba di kawasan puncak Gunung Wayang. Usai menemukan tempat yang pas, Kompas.com segera mendirikan tenda kapasitas 1 orang.
Meski berkemah seorang diri, suasana di kawasan puncak Gunung Wayang tidaklah sepi. Suara dari speaker masjid di bawah masih terdengar sampai puncak.
Terlebih, saat itu sedang ada acara warga yang juga menggunakan sound. Meriahnya acara membuat suasana tidak sunyi senyap.
Makin malam, cuaca makin cerah. Kompas.com memutuskan untuk keluar dan menikmati panorama malam yang saat itu cukup cerah.
Saat malam hari, lava pijar Semeru ternyata bisa dilihat dengan mata telanjang berupa cahaya samar berwarna oranye.
Baca juga: Rute ke Gunung Wayang Lumajang yang Suguhkan Panorama Atap Pulau Jawa
Lava pijar itu keluar dari lubang kawah Semeru kemudian meluncur ke bawah. Pengunjung tidak perlu khawatir karena fenomena itu tidak berbahaya.
Usai puas menikmati panorama malam, Kompas.com akhirnya memutuskan untuk tidur. Malam pun akhirnya beranjak berganti pagi.
Azan subuh samar-samar mulai terdengar bersahutan. Kompas.com pun bangun untuk melaksanakan ibadah shalat subuh dan lanjut menikmati panorama pagi.
Udara pagi di Gunung Wayang terasa sangat segar. Perlahan, ufuk timur mulai terang, tanda matahari akan segera muncul.
Wisatawan bisa memanfaatkan momen ini dengan membuat timelapse matahari terbit. Termasuk Kompas.com yang mulai memasang smartphone di tripod untuk membuat timelapse.
Matahari pagi pun muncul dari timur. Panorama dari ketinggian sungguh indah. Bagian gelap yang semalam tidak terlihat, mulai tampak karena disinari matahari.
Baca juga: Rute ke Gunung Wayang Lumajang yang Suguhkan Panorama Atap Pulau Jawa
Pengunjung bisa berjalan keliling kawasan puncak Gunung Wayang yang cukup luas. Di puncak, terdapat spot foto dengan latar belakang Semeru.
Makin siang, Kompas.com sudah puas menikmati dan mengabadikan panorama. Tenda dan perlengkapan kembali dikemas, lalu Kompas.com memutuskan untuk pulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.