Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Hal yang Paling Merusak Terumbu Karang, Ada Pengeboman

Kompas.com - 26/06/2023, 22:04 WIB
Sania Mashabi,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.comTerumbu karang menjadi salah satu daya tarik bawah laut dan pemikat mata para penyelam.

Sayangnya, beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab justru merusak keindahan terumbu karang tanpa melakukan rehabilitasi.

"Seperti ini (banyak yang rusak) kondisi karang, dia (karang) punya peran tapi dia mengalami tekanan (dari tindakan yang destruktif) yang cukup besar," kata Anggota Divisi Pengelolaan Sumber Daya Yayasan Terumbu Karang Indonesia, Idris dalam pameran Gebyar Wisata Nusantara, (10/6/2023).

Baca juga:

Idris pun mengungkapkan ada beberapa tindakan yang biasanya menyebabkan terumbu karang menjadi rusak. Berikut beberapa tindakan tersebut:

Tindakan yang merusak terumbu karang

1. Penggunaan trawl

Menurut Idris salah satu penyebab terbesar kerusakan terumbu karang adalah adanya tindakan penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab.

Salah contoh penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab, kata dia, adalah penggunaan pukat atau trawl yang biasanya mengeruk tidak hanya ikan tapi juga biota laut lainnya.

"Trawl itu kalau lihat sekali dia beroperasi apa yang ada di dasar itu akan dia keruk semua tanpa terkecuali. Itulah yang paling merusak," ujarnya.

Baca juga: Tips Snorkeling di Karimunjawa, Jangan Sampai Rusak Terumbu Karang

2. Pengeboman

Kemudian, tindakan yang merusak terumbu karang lainnya, lanjut Idris adalah, penggunaan bom untuk menangkap ikan.

Menurut dia, ledakan bom akan membuat terumbu karang mengalami kerusakan parah atau bahkan mati hingga harus ditanamkan yang baru.

Baca juga: Terumbu Karang di Derawan Bakal Direhabilitasi

Sementara, perlu waktu bertahun-tahun untuk menumbuhkan terumbu karang yang baru di tanam.

"Bahkan ada yang tumbuhnya satu tahun itu cuma 1 sentimeter," ungkapnya.

3. Tertabrak kapal

Tindakan paling merusak terumbu karang lainnya adalah kapal yang menabrak terumbu karang.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Idris pada tahun 2020, total ada tiga kapal yang menabrak terumbu karang.

Baca juga: Bangsring Underwater Banyuwangi, Ekowisata Terumbu Karang Karya Nelayan Lokal

Salah satu dari kejadian itu, kata dia, telah merusak terumbu karang sebesar enam kali lapangan sepak bola di Gelora Bung Karno (GBK).

"Membuat kerusakannya sebesar enam kali luas lapangan sepak bola. Kebayang ya Senayan (GBK) ada di bawah laut dan jumlahnya ada enam," ucap dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com