Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Menjajal Wall Climbing dan Gokart di Bremgra Tangerang Selatan

Kompas.com - 01/07/2023, 14:09 WIB
Sania Mashabi,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mencoba olahraga panjat dinding atau wall climbing menjadi salah satu pengalaman yang paling menantang dalam hidup Kompas.com

Sebagai pemula, Kompas.com memutuskan untuk melakukannya di dalam ruangan atau indoor. Tepatnya di Bremgra Indoor Climbing Gym di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, yang juga terbuka untuk anak-anak.

Baca juga:

"Kalau Bremgra berdiri mulai tahun 2016 awal bukannya. Target usianya dari anak-anak minimal usia lima tahun," kata Manager Activity Bremgra Indoor Climbing Gym, Ari Tomas kepada Kompas.com, Senin (26/6/2023).

Tempa ini cocok bagi orang yang baru pertama kali mencoba wall climbing karena di lantainya dilapisi karpet aspal yang empuk. Jika ada yang terjatuh, dampaknya tidak sampai hingga cedera berat.

Ada dua area climbing di Bremgra. Pertama adalah Climbing Gym bagi pengunjung yang ingin serius memanjat, serta Fun Wall bila ingin memanjat dinding dengan tantangan yang menyenangan.

Kompas.com pun memilih area Climbing Gym. Walaupun area ini untuk pengunjung yang ingin memanjat dinding dengan serius, namun di area tersebut juga ada spot memanjat khusus untuk pemula.

Bremgra Indoor Climbing Gym, Tangerang Selatan, BantenKOMPAS.com/SANIAMASHABI Bremgra Indoor Climbing Gym, Tangerang Selatan, Banten

Pemula seperti Kompas.com bisa memilih dua spot memanjat di area tersebut yakni memanjat dengan tali pengaman dan tanpa tali.

Dinding yang digunakan untuk memanjat dengan tali tingginya sekitar delapan meter, sedangkan dinding tanpa tali tingginya sekitar tiga meter.

Kompas.com memanjat di bagian dinding tanpa tali karena, selain dindingnya tidak terlalu tinggi, di bagian bawahnya diberi lapisan tambahan berupa matras tinggi selain karpet aspal.

Baca juga:

Wall climbing, tidak semudah kelihatannya

Dengan berani, Kompas.com menginjak matras itu lalu memilih batu pertama di dinding yang akan diinjak dan dipegang.

Batu injakan pertama yang Kompas.com pilih terlalu kecil sehingga terasa sulit untuk berpindah ke batu lainnya. Kompas.com pun akhirnya terjatuh.

Percobaan kedua, Kompas.com memilih batu pijakan yang lebih besar. Ternyata lebih nyaman dan memudahkan Kompas.com untuk berpindah dari satu batu ke batu yang lain.

Memang terasa sulit untuk berpindah dari satu batu ke batu yang lain karena benar-benar memerlukan kekuatan tangan dan kaki.

Kendati demikian, kegiatan tersebut cukup seru. Rasanya bangga jika berhasil berpindah dari satu batu ke batu lain sehingga Kompas.com bisa naik ke sisi dinding yang lebih tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com