Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Ketika Pariwisata Bali Ingin seperti Bhutan

Kompas.com - 07/07/2023, 14:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Nyatanya, penghancuran lingkungan alam untuk memenuhi permintaan pasar muncul sebagai kemajuan ekonomi.

Pengukuran PDB juga mengecualikan aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan, tetapi berada di luar pasar, seperti mengasuh anak dan kerja suka rela (Hayward dan Colman, 2012).

Dalam publikasi pertama, GNH dipahami mengandung empat aspek yang berbeda: pertama, tata kelola yang baik; kedua, pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan; ketiga, pelestarian dan pemajuan budaya; dan keempat, konservasi lingkungan (Galay, 1999).

Pada tahun 2008, keempat pilar ini disempurnakan lebih lanjut menjadi sembilan domain, yang mengartikulasikan berbagai elemen GNH secara lebih rinci dan membentuk dasar pengukuran, indeks, dan alat penyaringan GNH, yaitu: (1) tata kelola yang baik; (2) taraf hidup; (3) vitalitas masyarakat; (4) pendidikan; (5) penggunaan waktu; (6) kesejahteraan psikologis; (7) ketahanan budaya; (8) kesehatan; dan (9) lingkungan.

Sesuai dengan sembilan pilar indeks GNH, Bhutan telah mengembangkan 38 sub-indeks, 72 indikator, dan 151 variabel yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebahagiaan masyarakat Bhutan.

Kebijakan hati-hati

Negara yang memiliki monarki konstitusional absolut, dengan 760.000 penduduk, dan wilayah teritorial 38.394 kilometer persegi ini, mendasarkan kearifan lokal, budaya, dan lingkungan, sebagai fondasi untuk pariwisata yang berkualitas. Pengembangan dan penerapan GNH tidak bisa dilepaskan dari itu.

Sementara Provinsi Bali sebagai bagian dari Indonesia dengan luas 747 kilometer persegi dan jumlah penduduk pada 2022 mencapai 4.287.193, tentu sulit dibandingkan dengan Bhutan, walau keduanya memiliki dasar kearifan lokal sebagai fokus aktivitas wisata.

Berkaca pada negara pulau Singapura yang juga menggantungkan pendapatan devisa dari pariwisata tanpa harus melakukan pembatasan ala Bhutan, tampaknya penerapan hukum dan peraturan yang tidak pandang bulu, menjadikan wisman untuk berpikir panjang untuk berbuat ulah di sana.

Tata kelola dan standar pelayanan kelas dunia menjadi filter untuk wisman berkualitas datang. Meski tidak memiliki alam yang indah, destinasi ini tetap menjadi salah satu tujuan utama wisata global.

Kajian mendalam dan komprehensif tampaknya harus dilakukan lebih dahulu sebelum langkah kebijakan strategis diambil karena menyangkut berbagai kepentingan yang harus dapat diakomodasi.

Kontroversi pembatasan kunjungan seperti yang pernah terjadi di Taman Nasional Komodo dan Candi Borobudur tentu tidak ingin terulang lagi.

Ketika pariwisata Bali ingin seperti Bhutan, tampaknya baru sebatas wacana, yang mungkin sulit terwujud. Kenapa kita tidak mencoba untuk menjadi diri sendiri, tanpa harus menjadi “orang lain”.

*Dosen Tetap Program Studi Sarjana Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com