Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan-jalan ke Desa Wisata Tompo Bulu, Bisa Mendaki Gunung Bulusaraung

Kompas.com - 15/07/2023, 17:22 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

Aktivitas alam lain di Desa Wisata Tompo Bulu

Mendaki Gunung Bulusaraung bukanlah satu-satunya aktivitas wisata alam di Desa Wisata Tompo Bulu. 

Bila pendakian ke Gunung Bulusaraung tengah padat, desa ini menawarkan pendakian ke Gunung Batu Putih. Di puncak gunung tersebut wisatawan bisa melihat pemandangan matahari terbit dan matahari terbenam.

Puas menikmati pemandangan, wisatawan bisa menuju mata air di area perkemahan. 

Baca juga: Menjelajahi Danau Matano di Sulawesi Selatan, Bisa Main Kayak

Jarak dari desa ke Gunung Batu Putih cukup dekat yaitu kira-kira tiga kilometer. Ada pula pemandu yang siap mengantar para wisatawan.

Selain itu, wisatawan juga bisa menjelajahi Air Terjun Tombolo yang dikelilingi pepohonan di hutan. Tersedia pula pemandu yang siap mengantar pengunjung dan porter yang siap membawa barang wisatawan.

Ilustrasi Desa Wisata Tompo Bulu di Sulawesi Selatan yang masuk 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi Desa Wisata Tompo Bulu di Sulawesi Selatan yang masuk 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Bila ingin aktivitas wisata yang tidak terlalu berat, wisatawan bisa menjelajahi area Desa Wisata Tompo Bulu atau mengunjungi Taman Wisata Lembang. Di taman ini, wisatawan bisa menikmati pemandangan sawah, menyusuri sungai, dan membeli hasil bumi desa tersebut.

Sebagai informasi, jarak ke Desa Wisata Tompo Bulu dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sekitar 56 kilometer. Durasinya sekitar dua jam. 

Di desa ini sudah tersedia homestay, wisata kuliner, cendera mata, mushala, kamar mandi umum, dan area parkir.

Baca juga: Desa Wisata Campaga Sulawesi Selatan, Lokasi Hutan Lindung 23 Hektar

Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kemenparekraf Indra Ni Tua, memuji desa wisata ini berkat kemampuannya dalam menyatukan wisatawan dengan alam.

"Ini adalah wisata yang akan dicari di masa depan. Di mana wisatawan bisa bersatu dengan alam, produk-produknya ramah lingkungan, kemudian juga budayanya budaya lokal, dan keramahan penduduknya sangat khas di sini," terangnya, dikutip dari keterangan resmi Kemenparekraf, Sabtu (15/7/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com