KOMPAS.com - Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah akan menyelenggarakan kirab pusaka dalem dalam rangka menyambut tahun baru Jawa 1 Suro pada Selasa (18/7/2023) malam.
Kirab rencananya dimulai pukul 19.00 WIB dengan mengirab pusaka dalem mengelilingi Pura Mangkunegaran.
"Ya betul. Kirab pusaka dalem menyambut 1 Suro Jimawal 1957. Diadakan pada Selasa Kliwon, 18 Juli 2023," kata Humas Mangkunegaran Joko Pramudya kepada Kompas.com, Senin (17/7/2023).
Baca juga: Pengunjung Pura Mangkunegaran Naik 2 Kali Lipat Selama Libur Sekolah
Sebagai informasi, malam satu Suro merupakan hari pertama dalam kalender Jawa pada bulan Sura atau Suro. Malam satu Suro bertepatan dengan tanggal 1 Muharam dalam kalender Hijriah.
Malam satu Suro ini seringkali dirayakan dengan berbagai tradisi. Seperti di Solo, misalnya, malam satu Suro dirayakan dengan kirab pusaka yang digelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Kirab pusaka yang sering diadakan untuk merayakan malam satu suro, adalah berupa ritual iring-iringan rombongan masyarakat. Banyak juga yang ramai-ramai pergi ke tempat-tempat yang dianggap sakral dan keramat.
Sebab, malam satu Suro juga dipercaya sebagai malam yang sakral, seperti dikutip dari Kompas.com (12/7/2023).
Baca juga: Apakah Dilarang Menikah Saat Bulan Suro? Ini Penjelasannya
Malam satu Suro dimulai ketika Sultan Agung menginginkan rakyatnya bersatu untuk menggempur Belanda di Batavia. Untuk menghindari perpecahan, Sultan Agung menyatukan kelompok santri dengan abangan.
Mereka menggelar pengajian bersama dengan penghulu kabupaten dan melapor ke pemerintahan setempat setiap Jumat legi.Tak hanya itu, mereka juga melakukan ziarah kubur dan haul ke makam Ngampel dan Giri.
Oleh karena itu, 1 Suro atau 1 Muharam dikeramatkan di beberapa daerah di Jawa. Mereka yang melakukan kegiatan lain selain mengaji, ziarah, dan haul dianggap akan sial.
Sedangkan untuk sebagian masyarakat, malam satu Suro dilarang berpergian kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain.
Setiap malam 1 Suro, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Kota Solo, Jawa Tengah, juga menggelar kirab pusaka. Kirab ini juga bertujuan untuk meminta keselamatan dan sebagai sarana introspeksi agar menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.
Acara ini identik dengan penggunaan kerbau (kebo) bule sebagai sarana kirab. Kebo bule yang digunakan harus berasal dari keturunan kebo bule Kyai Slamet.
Baca juga: 7 Tradisi Peringatan Satu Suro di Jawa, Kirab hingga Jamasan
Dilansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, kebo bule Kyai Slamet bukanlah hewan sembarangan. Pasalnya, hewan ini adalah kesayangan Paku Buwono II sejak ia masih berkuasa di Keraton Kartasura.
Adapun alasan disebut kebo bule karena warna kulit hewan tersebut adalah putih agak kemerah-merahan. Mirip dengan warna kulit orang bule, tidak seperti warna kulit kebo pada umumnya yaitu mayoritas abu-abu gelap.
Kebo Kyai Slamet pun berkembangbiak dan menghasilkan banyak keturunan. Sekarang, keberadaan mereka dijaga dan dirawat dengan baik dalam kandang di Alun-alun Kidul.
Sampai saat ini, tiap kali keraton mengadakan kirab pada malam 1 Sura, kebo-kebo bule tersebut masih digunakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.