KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan baju adat Tanimbar, Maluku saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI, yang digelar pada Rabu (16/8/2023).
Baju adat tersebut berupa kain tenun ikat berwarna hitam dengan aksen merah yang diatur menjadi rompi. Kain tenun tersebut berasal dari Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.
Baca juga:
Ada sejumlah fakta menarik mengenai kain tenun ikat Tanimbar, Maluku sebagai berikut.
Kain tenun Tanimbar merupakan wastra warisan leluhur. W. Pattinama, dalam Jurnal Kain Tenun Tradisional Tanimbar di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (2014) mengatakan, nenek moyang masyarakat Tanimbar sudah memiliki keterampilan membuat kain tenun.
Mulanya, mereka menggunakan daun lontar untuk menenun. Daun lontar dibersihkan hingga menyisakan serat, kemudian dianyam menyerupai bentuk kain yang dipakai menutupi tubuh.
Dalam perkembangannya, masyarakat Tanimbar mulai memakai kapas untuk dipintal dan dijadikan benang untuk menenun. Tidak heran jika kain tenun menjadi salah satu kekayaan budaya masyarakat Tanimbar.
Karena bernilai sejarah dan budaya tinggi, maka kain tenun Tanimbar menjadi salah satu unsur dalam lambang Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Selain menjadi kerajinan khas masyarakat, kain tenun Tanimbar juga memiliki nilai yang sangat sakral dalam pelaksanaan adat istiadat.
Baca juga:
Selain digunakan untuk menutup tubuh, kain tenun Tanimbar juga digunakan dalam upacara adat. Misalnya, saat menyambut tamu kehormatan, upacara pelantikan adat, upacara perkawainan, maupun saat ada keluarga yang meninggal dunia.
Oleh sebab itu, masyarakat Tanimbar menganggap kain tenun sebagai barang yang berharga.
Lihat postingan ini di Instagram
Motif kain tenun Tanimbar, baik klasik maupun modern tidak berbeda jauh. Pada umumnya, kain tenun klasik memiliki banyak motif, seperti perpaduan motif binatang, tumbuhan, dan manusia.
Sebaliknya, motif kain tenun modern cenderung lebih sedikit, antara satu atau dua motif saja dalam satu kain.
Adapun motif kain tenun Tanimbar, beragam seperti motif alam (binatang, tumbuhan, dan manusia) dan motif yang melambangkan keperkasaan manusia (anak panah, bendera).
Adapula motif hias geometri, seperti bentuk tumpal, palang, swastika, belah ketupat, empat persegi dan lain sebagainya. Setiap motif tersebut memiliki makna masing-masing.
Baca juga:
Para penenun di Kepulauan Tanimbar pada umumnya adalah perempuan. Mereka masih menggunakan tangan dan alat tenun tradisional.
Proses pembuatan satu kain tenun memakan waktu antara tiga hingga tujuh hari bergantung dari tingkat kerumitan motif masing-masing kain.
Pertama-tama, para penenun membuat motif pada sehelai kertas yang akan dibuat dalam kain tenun nantinya. Motif tersebut kemudian diikat pada benang.
Selanjutnya, benang tersebut diwarnai sesuai dengan motif yang dikehendaki. Sebagian penenun menggunakan benang yang dipintal dari kapas, lainnya memakai benang yang dibeli dari toko.
Kain tenun Tanimbar merupakan salah satu suvenir khas Maluku. Wisatawan bisa menjumpainya di berbagai pusat oleh-oleh.
Setiap kain dibanderol tarif berbeda-beda, bergantung dari motif, lama proses pembuatan, panjang, dan sebagainya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.