KOMPAS.com – Satu hal yang harus diperhatikan para pendaki gunung pada musim kemarau adalah, kondisi yang rawan kebakaran hutan.
Sejumlah gunung di Indonesia sempat dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau 2023 ini.
Beberapa di antaranya adalah Andong, Rinjani, Sumbing, Arjuno-Welirang, dan Bromo yang dilalap si jago merah.
Baca juga: Pasca-kebakaran, Pemulihan Ekosistem di Bromo Perlu Biaya Rp 3,5 Miliar
Oleh karena itu saat naik gunung, para pendaki harus menghindari hal-hal atau aktivitas yang menyebabkan kebakaran hutan.
Itu karena api yang kecil bisa menimbulkan kebakaran besar saat membakar rerumputan kering.
Lihat postingan ini di Instagram
Meski kebakaran hutan bisa disebabkan oleh gesekan antarranting yang kering, pendaki tetap harus berusaha mencegah kebakaran hutan.
Salah satu caranya adalah menghindari aktivitas yang memicu kebakaran di gunung, yakni sebagai berikut:
Api unggun dilarang di kebanyakan gunung, terlebih saat musim kemarau yang kering. Alasannya adalah, api unggun rawan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
Bara api yang terbawa angin dan kemudian jatuh ke rerumputan kering, bisa menyebabkan kebakaran besar.
Baca juga: Antisipasi Kebakaran, Pendakian 2 Gunung di Jateng Tutup Sementara
Agar tidak kedinginan, pendaki bisa membawa perlengkapan standar pendakian, seperti tenda, jaket tebal, dan sleeping bag.
Pendaki yang merupakan perokok aktif, harus berhati-hati agar tidak menyebabkan kebakaran hutan.
Caranya adalah tidak membuang puntung rokok sembarang, apalagi yang masih menyala. Selain mengotori alam, hal ini bisa menyebabkan kebakaran hutan.
Rokok yang sudah habis bisa dimatikan, kemudian puntungnya dibuang di asbak portabel, biasanya berupa botol kaca.
Memasak adalah salah satu aktivitas di gunung yang menimbulkan api. Apabila tidak berhati-hati, memasak bisa menyebabkan kebakaran.
Agar memasak tetap aman, lakukan dengan kompor portabel. Cek juga kondisi kompor dan gas supaya api yang ditimbulkan tidak menyebar dan menyebabkan kebakaran.
Benda-benda semacam petasan, kembang api, dan flare, dilarang dibawa apalagi dinyalakan saat mendaki gunung.
Itu karena benda-benda tersebut rawan kebakaran karena mengandung mesiu. Apabila sampai api mengenai rumput kering, maka bisa menyebabkan kebakaran seperti yang terjadi di Gunung Bromo.
Hal ini mungkin sudah jarang ditemukan pada era semacam ini. Namun, jangan sekali-kali menggunakan obor untuk penerangan saat mendaki pada malam hari karena rawan menyebabkan kebakaran.
Pada zaman sekarang, sudah ada banyak senter atau headlamp yang lebih ringkas dan tidak menimbulkan api.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.