Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Pernah Punya Kampung Batik, Kini Sudah Tiada

Kompas.com - 02/10/2023, 16:05 WIB
Mutiara Bertha,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Pihak Budi berharap Kampung Batik Palbatu bisa melestarikan batik secara lebih nyata, bisa mengangkat nilai ekonomi untuk lingkungan, juga bisa ikut banyak hal dalam melakukan kegiatan membatik, yakni memperkenalkan proses membatik.

Tak ada lagi Kampung Batik Palbatu

Dalam perjalanannya setelah dideklarasikan, pihaknya dan beberapa penggerak, khususnya warga Palbatu, merasa tidak dapat dukungan dari pihak pemerintah maupun penguasa lingkungan.

“Mungkin saya yang tidak pandai berkomunikasi dengan mereka, atau mungkin mereka butuh ‘feedback’ langsung yang secara instansi,” tutur Budi.

Baca juga: 5 Kota Batik di Indonesia, Di Mana Saja?

Saat itu, tidak ada fasilitas penunjang wisata yang disediakan pihak pemerintah.

Padahal, banyak warga yang merasa mau melakukan kegiatan membatik di lingkungan, yakni membuat usaha batik atau ikut melestarikan batik. Pengunjung pun banyak, termasuk wisatawan mancanegara.

Bahkan, Kampung Batik Palbatu dulu pernah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

“Kenapa tidak dicanangkan jadi salah satu tempat alternatif orang belajar batik dengan pemerintah, belajar dengan kami (seperti di Solo dan Yogyakarta)?” ujar Budi.

Pada tahun 2012, pihaknya secara mandiri juga sudah mengecat tembok-tembok dengan motif batik.

"Itu mandiri, inisiasi saya dengan teman-teman. Turun ke lapangan mengecat. Bahkan keluar biaya pun tidak apa-apa, yang penting rumah warga itu dicat agar kelihatan besih indah dan bagus,” sambung Budi.

Kini, tembok-tembok yang dicat tadi masih ada, tetapi masih sedikit karena tanpa dukungan, pihaknya tidak mampu merawat dan mengembangkannya.

Baca juga: Jelang Hari Batik Nasional, Kunjungi 8 Museum Batik di Indonesia

“Harusnya yang punya rumah, lingkungan, atau RT-nya yang membatu saya. Atau mempertahankan atau meningkatkan harusnya. Itu 2012,” sambung Budi.

Namun karena sampai 2013 tidak ada dukungan apa pun, akhirnya pihaknya mengubah Kampung Batik Palbatu menjadi Rumah Batik Palbatu, tepat pada 2 Oktober 2013.

Pengunjung masih bisa mengenal dan belajar seni batik, misal batik betawi, hingga belajar membatik, tetapi dalam skala yang lebih kecil, yakni di lingkungan rumah, bukan kampung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com