Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Lawas Muncul di Waduk Gajah Mungkur yang Mengering, Ada dari Tahun 1956

Kompas.com - 14/10/2023, 21:01 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Musim kemarau menyebabkan debit air Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, berkurang.

Akibatnya, dasar waduk di sejumlah titik yang biasa tergenang air pada musim hujan, menjadi terlihat dan bisa dilalui.

Menariknya, waduk yang mengering juga menyingkap jejak peninggalan kawasan permukiman masa lalu sebelum waduk ini ada.

Baca juga: Mengenang Perkampungan yang Kini Menjadi Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Dikutip dari Kompas.com (22/6/2021), waduk ini mulai dibangun pada 1974. Sebelumnya, kawasan waduk ini adalah permukiman.

Guna membangun waduk ini, sebanyak 51 desa ditenggelamkan. Lebih dari 13.000 kepala keluarga dipindahkan.

Makam hingga bekas permukiman terlihat

Salah satu wilayah Waduk Gajah Mungkur yang mengering ada di Kecamatan Wuryantoro, tepatnya sebelah selatan Pasar Wuryantoro.

Di sebelah timur pasar, ada jalan ke arah selatan. Terus melaju sampai ujung jalan, tempat itulah yang biasanya tergenang air Waduk Gajah Mungkur saat musim hujan.

Baca juga: Waduk Gajah Mungkur Surut, Makam Hingga Jembatan Lawas Muncul Kembali

Saat musim kemarau, kawasan itu mengering. Tak hanya menampakkan kawasan dasar waduk yang menghijau dan menjadi persawahan.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Kompas.com yang berkunjung ke sana pada Sabtu (7/10/2023), tampak peninggalan permukiman masa lalu.

Kompas.com masih bisa menjumpai bekas jalan utama Wonogiri-Purwantoro, jembatan yang masih bisa dilalui kendaraan, sumur, bekas fondasi rumah, dan makam.

Baca juga: 6 Wisata di Wonogiri yang Pas untuk Keluarga, Ada Infinity Pool

Sore itu, tampak beberapa orang datang untuk menikmati keindahan sunset atau matahari terbenam.

Beberapa orang juga terlihat berlalu-lalang dengan membawa alat pancing untuk mencari ikan di bagian waduk yang masih digenangi air.

Peninggalan sumur di dasar Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang muncul lagi saat surut, Sabtu (7/10/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Peninggalan sumur di dasar Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang muncul lagi saat surut, Sabtu (7/10/2023).

Sementara itu, dasar waduk yang mengering juga dimanfaatkan masyarakat menjadi lahan pertanian. Tampak para petani yang mulai pulang karena hari sudah sore.

Saat mengunjungi areal makam di sisi timur persawahan, masih tampak batu-batu nisan yang berserakan.

Baca juga: Wisata Wonogiri Lantai Dua, Pas untuk Lihat Sunrise Saat Liburan

Bahkan, ada satu batu nisan yang tulisannya masih terbaca, yakni tahun 1956. Itu berarti, batu nisan itu sudah ada sejak 67 tahun silam. 

Batu nisan di makam lawas Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang tulisannya masih bisa dibaca, Sabtu (7/10/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Batu nisan di makam lawas Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang tulisannya masih bisa dibaca, Sabtu (7/10/2023).

Bahkan, tulisan masih bisa dibaca meski batu nisan ini terendam air Waduk Gajah Mungkur saat musim hujan.

Apabila ingin menyaksikan peninggalan masa lalu di Waduk Gajah Mungkur yang kembali tersingkap tersebut, kamu sebaiknya datang sebelum musim hujan tiba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com