Jika berkunjung ke Museum Kretek Kudus, pengunjung akan menjumpai beberapa miniatur bangunan cagar budaya, seperti Oemah Kembar Nitisemito. Melansir dari Visit Jateng, miniatur Oemah Kembar Nitisemito menjadi saksi bisu kejayaan Sang Raja Kretek Nitisemito.
Selain itu, ada miniatur Masjid Wali Loram Kulon yang memiliki ciri khas gapura ikonik dan miniatur rumah adat Kudus yakni Joglo Pencu yang memiliki arsitektur perpaduan gaya Jawa, Hindu, Persia, China, dan Belanda.
Baca juga:
Asal usul nama kretek, ternyata tidak tidak terlepas dari sosok Haji Djamhari. Melansir dari situs Visit Jateng, kala itu Haji Djamhari, seorang sosok legendaris di Kudus, memiliki sakit sesak nafas.
Kemudian, ia mengambil minyak cengkih dan mengoleskan di dada dan tubuhnya. Setelah dioleskan, sesak nafasnya reda.
Kemudian Haji Djamhari bereksperimen dengan menghaluskan cengkeh, kemudian dicampur dengan tembakau, lalu dilinting menggunakan klobot atau kulit jagung kering, diikat dengan benang, dibakar, dan dihisap.
Nah, saat dibakar lintingan cengkeh dan tembakau itu menghasilkan bunyi kemretek atau kretek sehingga menjadi asal-usul nama kretek.
Selain beragam koleksi berkaitan dengan kretek, pengunjung bisa menjumpai fasiltas lainnya di Museum Kretek Kudus. Sebut saja, wahana permainan untuk anak-anak, seperti trampolin, mandi bola, dan sebagainya.
Selain itu, ada mini waterboom yang dilengkapi dengan wahana perosotan dan ember tumpah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.