Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Pariwisata 2024, Wisatawan Tertarik Kunjungi Lokasi Syuting Film

Kompas.com - 30/11/2023, 12:11 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Agustini Rahayu mengatakan, akan ada banyak tren pariwisata baru pada tahun mendatang.

Salah satunya, tren atau minat wisatawan untuk berwisata ke tempat-tempat yang menjadi lokasi syuting film atau set acara televisi.

Baca juga: Wisata Nostalgic Gateways Jadi Tren, Liburan sambil Kenang Masa Lalu

"Dua dari tiga wisatawan global, itu tertarik berwisata untuk mengunjungi lokasi set TV show," ujar Rahayu atau Ayu dalam pemaparannya di Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2024 di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Ia melanjutkan, sebelum pandemi Covid-19 atau sejak 2019, beberapa negara telah menerapkan hal tersebut. Saat ini, Indonesia tengah berupaya memfasilitas tren itu. 

"Jadi, tempat syuting film itu, ya sebelum pandemi pun juga dulu kan ada Harry Potter, itu datengin orang seluruh dunia ke sana. Nah, Indonesia ini struggling (berupaya) untuk membuat itu juga," tuturnya. 

Oleh karena itu, ia menyebut pemerintah juga terus melakukan kemudahan perizinan syuting film bertaraf internasional, agar ke depannya bisa dijual dan menarik minat para wisatawan sampai mancanegara. 

Adapun perilaku tren wisatawan yang melakukan perjalanan ke tempat set film atau lokasi syuting, bisa disebut sebagai set-jetting. 

Baca juga:

Mencari pengalaman baru

Suasana jadul di Studio Alam Gamplong, Yogyakarta.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Suasana jadul di Studio Alam Gamplong, Yogyakarta.

Ayu menambahkan, menurut temuan dari Mastercard Economics Institute, keinginan wisatawan mencari pengalaman unik saat berwisata meningkat hingga 65 persen pada 3023 dibanding 2019 atau sebelum pandemi. 

"Pada intinya wisatawan akan mencari pengalaman-pengalaman baru. Wisatawan akan meninggalkan konsep-konsep yang konvensional dan mencari new experience (pengalaman baru)," ujar Ayu.

Baca juga: Tren Wisata ke Gunung-gunung Kecil Jadi Populer Saat Pandemi

Trem di Studio Alam Gamplong, Yogyakarta.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Trem di Studio Alam Gamplong, Yogyakarta.

Ia menjelaskan, sebagian besar wisatawan mulai meninggalkan bentuk wisata yang konvensional untuk mencari pengalaman yang lebih otentik dan impresif.

Salah satunya tercermin dalam meningkatnya pengalaman dalam wisata kebugaran (wellness tourism), wisata alam (nature), dan wisata kuliner (food tourism) sebesar 10 persen pada 2023 dibandingkan 2019. 

"Nah, selain itu wellness tourism juga akan menjadi tren yang tumbuh akibat kepenatan yang dirasakan selama dan pasca-pandemi. Tapi, bentuk pengalaman wellness-nya yang diinginkan terus berkembang, menjauhi pola konvensional. Jadi, mau cari new experience," terangnya.

Baca juga: Fakta tentang Wisata Kebugaran, Apa Bedanya dengan Wisata Kesehatan?

Ilustrasi wisata kebugaran atau wellness tourism.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi wisata kebugaran atau wellness tourism.

Contohnya, kata dia, adalah tren forest bathing yang berasal dari Jepang. Forest bathing adalah kegiatan alam yang bertujuan untuk menyegarkan tubuh secara emosional dengan cara menyinkronkan ritme kita dengan alam terbuka.

Seperti namanya, forest bathing diterjemahkan secara harfiah menjadi “mandi hutan”. Kegiatan ini mencakup menikmati hutan dengan cara berjalan kaki mengelilinginya dan menikmati apa yang ada di hutan tersebut, dikutip dari laman Universitas Gajah Mada. 

Selain itu, ada juga tren bleisure atau perpaduan antara business and leisure. Tren ini dikatakan akan terus berkembang pasca-pandemi sebagai bentuk pariwisata yang produktif, inklusif, dan berkelanjutan.

"Mendapatkan pengalaman wisata yang lebih berkualitas. Ini tren pariwisata ke depan," pungkas Ayu. 

Baca juga: Tren Wisata Kebugaran di Indonesia, Bali Jadi Pilihan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com