YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Otorita Borobudur (BOB) akan mempromosikan paket wisata Sumbu Filosofi, Yogyakarta, yang nantinya bisa dikolaborasikan dengan Candi Borobudur, Jawa Tengah. Tujuannya mewujudukan wisata edukasi agama Buddha dan Kerajaan Mataram Islam.
Direktur Utama BOB Agustin Peranginangin mengatakan, pihaknya yang berada di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta saling berbagi tugas. BOB bertugas di hilir yakni untuk mempersiapkan promosi.
Baca juga: Sumbu Filosofi Yogyakarta Ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO
"Di hilir dalam artian kita mempromosikannya. Kami dapat informasi saat ini sedang disusun paket-paket wisata yang temanya dari Sumbu Filosofi, kalau ini sudah ada kami dari Kementerian Pariwisata (dan Ekonomi Kreatif) dalam hal ini BOB akan mempromosikannya," jelas Angin, Sabtu (16/12/2023).
Sebagai informasi, dilaporkan oleh Kompas.com, Selasa (19/9/2023), Sumbu Filosofi merupakan sumbu imajiner sejauh enam kilometer dari utara ke selatan, meliputi kompleks Keraton Yogyakarta, sejumlah bangunan bersejarah, dan monumen.
Pada September 2023, Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Baca juga:
Angin melanjutkan, wisatawan yang datang ke Candi Borobudur dan Yogyakarta tidak hanya tertarik dengan budaya. Dengan demikian, pihaknya tidak akan berhenti di kebudayaan, seperti tarian dan musik.
"Kita geser lebih dalam. Kita sambut mereka dengan tarian, pengenalan kostum. Tetapi juga mengenal budaya-budaya (Kerajaan) Mataram, termasuk apa yang ditinggalkan pada relief (Candi) Borobudur," tuturnya.
Ia berharap wisatawan tidak hanya datang untuk melihat-lihat. Khusus di Candi Borobudur, telah dikembangkan paket-paket wisata Borobudur Trail Civilization.
Di Yogyakarta juga sudah disiapkan sejumlah paket wisata, misalnya di kampung-kampung wisata. Namun, menurutnya, paket tersebut belum mengeksplorasi Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Baca juga:
Angin menambahkan, sangat memungkinkan bagi Candi Borobudur dan Sumbu Filosofi Yogyakarta untuk dikolaborasikan.
"Jadi mereka (wisatawan) datang ke Jawa Tengah belajar sejarah di abad 7 masyarakat kehidupan Jawa. Lalu datang ke Yogyakarta untuk melihat kehidupan masyarakat Jawa 3 abad yang lalu," jelasnya.
"Kalau di Borobudur mengeksplor nilai-nilai (agama) Buddha, di Yogyakarta mengeksplor Mataram Islam," imbuh Angin.
Baca juga: Lebih dari 2.000 Turis Asing Kunjung Candi Borobudur per Hari
Adapun wisata edukasi ini masih bisa dikembangkan secara luas. Namun, menurutnya penggemar wisata minat khusus ini jumlahnya tidak terlalu banyak.
Akan tetapi, biasanya wisatawan yang ikut wisata khusus ini akan berlama-lama untuk mengeksplor.
"Lama tinggalnya lama, karena dia serius dia tidak hanya datang untuk foto. Selama ini kan datang untuk foto, mereka belum terpikirkan bagaimana mengangkut batu besar ke Borobudur," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.