Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan di Museum Timah Pangkalpinang Naik, Mayoritas Pelajar

Kompas.com - 22/01/2024, 09:09 WIB
Heru Dahnur ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Pengunjung Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung selama 2023, tercatat mencapai 16.896 orang.

Jumlah pengunjung itu naik dibanding tahun sebelumnya (2022) yang tercatat sebanyak 15.520 orang.

Pengelola Museum Timah, M Taufik mengatakan, pengunjung selama 2023 masih didominasi kalangan pelajar dan anak-anak TK (taman kanak-kanak).

Baca juga: Masjid Agung Kubah Timah, Karya Ridwan Kamil yang Berbentuk Tudung Saji

Jumlahnya tercatat mencapai 10.042 orang. Kunjungan pelajar tersebut umumnya dilakukan secara rombongan dalam kegiatan study tour.

"Pelajar berwisata sekaligus mengenal sejarah pertimahan. Museum kini dilengkapi video yang menggambarkan proses produksi timah lepas pantai," kata Taufik kepada Kompas.com di Pangkalpinang, Minggu (21/1/2024).

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Ia melanjutkan bahwa selain pelajar, pengunjung yang terbilang signifikan berasal dari wisatawan lokal dan wisatawan nusantara. Jumlahnya masing-masing mencapai 3.384 dan 3.211 orang.

Kemudian ada juga dari perguruan tinggi sebanyak 209 orang dan wisatawan mancanegara 50 orang.

Baca juga: Main ke Museum Timah, Belajar Teknologi Penambangan dari Masa ke Masa

"Sampai saat ini, fasilitasnya gratis sebagai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari PT Timah Tbk," ujar Taufik.

Museum Timah

Adapun di Museum Timah, pengunjung bisa melihat diorama sejarah penambangan sejak berabad lampau.

Berbagai macam peralatan dari tradisional hingga modern juga ditampilkan. Selain soal tambang, museum timah juga menyimpan replika prasasti batu kapur.

Baca juga: Apa Saja Isi Museum Timah Indonesia Pangkalpinang? Temukan 8 Benda Ini

Prasasti tersebut merupakan sumber sejarah yang ditemukan di Bangka tepatnya di Desa Kota Kapur. Konon dari prasasti tersebut keberadaan kerajaan Sriwijaya bisa diungkap.

"Di museum timah kita bisa melihat perjalanan sejarah bangsa, dan yang tak kalah penting terjadinya akulturasi budaya yang dibawa etnis Tionghoa melalui teknologi penambangan di Bangka," ungkap Taufik.

Museum Timah Indonesia didirikan pada 1958 dengan tujuan mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung dan memperkenalkannya pada masyarakat luas.DOK. Humas Pemprov Bangka Belitung Museum Timah Indonesia didirikan pada 1958 dengan tujuan mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung dan memperkenalkannya pada masyarakat luas.

Museum timah buka mulai pukul 08.00-16.00 WIB dengan jadwal libur hari Jumat dan hari libur nasional.

"Sabtu dan Minggu kita tetap buka," ujar Taufik.

Baca juga: Nostalgia Naik Mobil Pownis Gratis, Bisa ke Museum Timah Pangkalpinang

Museum timah juga memiliki fasilitas mobil pownis atau bus angkutan tempo dulu untuk berkeliling kota. Kemudian, ada ruang pertemuan yang bisa dijadikan kelas belajar dengan kapasitas 50 orang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com