Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Suvenir Bali Capai Jutaan Rupiah, Sandiaga: Itu Bukan Scam

Kompas.com - 26/02/2024, 20:08 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada satu video yang menunjukkan warga negara asing (WNA) kaget dengan mahalnya harga suvenir di Bali.

Video dari akun Brittany Jackson yang diunggah ulang oleh akun Instagram @punapibali, menunjukkan ekspresi terkejut WNA melihat harga suvenir Bali mencapai jutaan rupiah.

"Tidak, tidak, harga ini terlalu mahal," kata seorang WNA dalam video tersebut sembari menunjukkan nampan rantang seharga Rp 1 jutaan.

Baca juga: Peringatan Cuaca Buruk di Bali pada 26-27 Februari 2024

Adapun toko tersebut terlihat menjual aneka suvenir Bali berupa kerajinan tangan, sekaligus peralatan rumah tangga.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Tanggapan Sandiaga Uno

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pun menanggapi hal ini. Menurutnya, harga suvenir relatif. Bisa murah atau mahal.

"Jadi kita harus pandai edukasi wisatawan kita, terutama dari segi harga. Sebelum membeli mereka juga bisa mempelajari dulu berapa harganya," kata Sandiaga usai acara Weekly Brief with Sandiuno, Senin (26/2/2024).

Sebuah video menunjukkan warga negara asing (WNA) yang kaget dengan mahalnya harga suvenir di Bali.DOK. Instagram @punapibali Sebuah video menunjukkan warga negara asing (WNA) yang kaget dengan mahalnya harga suvenir di Bali.

Sandiaga mengatakan, bila suvenir dijual dengan harga mahal, pasti ada keunikan, nilai tambah, dan kualitas yang baik. Ia tidak menyebut pasti jenis atau bentuk suvenir yang dimaksud.

Namun, menurutnya, harga suvenir tidak murah, termasuk cara menghargai perajin yang membuat suvenir tersebut.

"Jangan berprasangka buruk bahwa ini adalah scam, tetapi ini adalah bagian dari memberikan penghargaan pada pelaku ekonomi kreatif," ungkap Sandiaga.

Baca juga:

Selain itu, Sandiaga menyampaikan, target pasar-lah yang akan menentukan tinggi-rendahnya harga jual suatu suvenir.

Komentar warganet

Sejumlah warganet meninggalkan komentar di unggahan tersebut. Responsnya beragam. Ada yang pro pada WNA, juga sebaliknya.

"Saya yakin dari perajin itu harganya sangat murah, tokonya yang ngejual mahal. Harga segitu emang mahal sih meskipun untuk ukuran bule, apalagi lokal mana mau beli," tulis akun Instagram @itamoechtar.

Baca juga:

"Salah satu sebab industri pariwisata bali tidak akan pernah pulih seperti sebelum Covid-19," ungkap akun Instagram @alfan_cavalera.

"Ada pendapat dari orang ga mau mendengarkan dan ga mau introspeksi diri malah dibilang bule kere. Jadi ini kenapa generasi sekarang milih beli online karena ada nilai kepuasan dengan bintang dan reviews dari pembeli, jaman sudah berubah. Ga ada yang salah jual mahal asal dari pengrajinnya juga dibeli dengan harga mahal," kata akun Instagram @andirharharha yang juga berkomentar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Traveler Wajib Tahu, Ini Kelebihan E-Paspor ketimbang Paspor Biasa

Traveler Wajib Tahu, Ini Kelebihan E-Paspor ketimbang Paspor Biasa

BrandzView
Puas dengan Pelayanan, 98 Persen Jemaah Ingin Umrah Kembali Bersama Jejak Imani

Puas dengan Pelayanan, 98 Persen Jemaah Ingin Umrah Kembali Bersama Jejak Imani

Travel Update
Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai Kamis Ini di JCC Senayan

Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai Kamis Ini di JCC Senayan

Travel Update
Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Travel Update
Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

Jalan Jalan
Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Jalan Jalan
KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com