Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hotel Kapsul, Penginapan Khas Jepang Serupa di Film Sci-Fi

Kompas.com - 23/03/2024, 11:11 WIB
Zeta Zahid Yassa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hotel kapsul adalah salah satu jenis penginapan unik. Bukan menggunakan kamar, tamu hotel menggunakan semacam ruang sempit (kapsul) yang berisi tempat tidur.

Di Indonesia, sudah ada beberapa hotel kapsul. Biasanya, harganya lebih murah, sehingga bisa menjadi tempat menginap yang hemat bujet.

Lalu, bagaimana sejarah awal mula hotel kapsul? Hotel semacam ini ternyata dulunya berasal dari Jepang.

Baca juga: Bobobox Ganti Nama Hotel Kapsul Jadi Bobopod

Jenis penginapan ini merupakan salah satu yang paling populer dan dicari oleh para turis di Jepang.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Menawarkan pengalaman baru dengan sensasi unik, liburan Anda ke Jepang akan terasa lebih lengkap setelah mencoba menginap di hotel kapsul. Desain hotel kapsul juga sering disebut sebagai tampilan yang serupa dengan film Sci-Fi.

Sejarah hotel kapsul

Meskipun telah menjamur dan mulai diadaptasi oleh banyak negara di dunia, hotel kapsul lahir dari ide seorang arsitek kenamaan asal Osaka, Jepang yaitu Kurokawa Kisho.

Melansir Nippon.com, Kamis (21/3/2024) ide pembuatan hotel kapsul muncul di kepala Kisho ketika dirinya menghadiri pameran Rumah Kapsul di sebuah pameran furnitur modern di Osaka pada tahun 1979.

Baca juga: Tamu Hotel Kapsul Tinggal Lebih Lama Saat Pandemi, Bisa hingga Berbulan-bulan

Kesan pertama yang timbul di kepala Kisho ketika melihat desain hotel kapsul adalah seperti sebuah latar yang biasa dilihat di film fiksi ilmiah atau sci-fi.

Sejak saat itu, konsep penginapan dengan tata letak unik kamar yang berderet dengan dua tingkat dan memiliki tinggi ruang sekitar dua meter berisi futon atau kasur khas Jepang menjadi ciri khas yang tetap dipertahankan hingga saat ini.

Konsep yang sederhana dan tak memakan banyak tempat, membuat hotel kapsul mampu menjadi penginapan yang menawarkan harga murah dan menarik perhatian pengunjung yang minim bujet.

Baca juga: Ternyata, Hotel Kapsul Pertama di Dunia Hanya Dibuka bagi Kaum Pria

Mengingat masalah keamanan yang ketat di Jepang, hotel kapsul awalnya hanya diperuntukkan bagi tamu laki-laki. Hotel kapsul dianggap kurang memenuhi standar keamanan dan privasi bagi para tamu perempuan.

Namun, hotel kapsul semakin berkembang dan banyak penginapan yang kini telah menyediakan ruangan atau fasilitas lantai khusus tamu perempuan.

Bahkan, seiring perkembangannya kini hotel kapsul tak hanya menawarkan ruangan kecil yang hanya bisa digunakan untuk tidur, melainkan ruangan serupa kamar yang menyediakan kursi hingga meja yaitu kapsul tipe Kabin yang hadir di Bandara Haneda, Jepang.

Ilustrasi hotel kapsulDok. Shutterstock/Anton Gvozdikov Ilustrasi hotel kapsul

Ketika masuk ke hotel kapsul, biasanya Anda diminta untuk melepas alas kaki dan menyimpan segala barang bawaan di loker yang telah disediakan. Hal ini dilakukan untuk menghemat ruang yang kecil di dalam kamar kapsul.

Kamar juga biasanya telah dilengkapi sprei, selimut, bantal, bahkan jam alarm. Selain itu, terdapat pula televisi kecil dan pencahayaan redup dari sebuah lampu di pojok kamar yang bisa membantu Anda tertidur dengan lelap.

Baca juga: 5 Hotel Kapsul di Bandung, Pas untuk Staycation Saat Lebaran

Pintu yang terdapat di hotel kapsul juga tidak menggunakan bahan standar yang kokoh dan sebagian hotel hanya dilengkapi tirai.

Sehingga, para tamu diminta untuk tak melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan bising dan mengganggu tamu lainnya. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com