Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Turbulensi Pesawat Bisa Dideteksi? Ini Kata Pengamat

Kompas.com - 23/05/2024, 19:07 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua hari berlalu sejak turbulensi menimpa pesawat Singapore Airlines Boeing 777-300ER nomor penerbangan SQ321 rute London-Singapura.

Peristiwa yang terjadi pada Selasa (21/5/2024) itu menyebabkan puluhan orang luka-luka dan satu orang meninggal dunia.

Pesawat berisi 211 penumpang dan 18 awak kabin ini akhirnya dialihkan untuk mendarat di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand.

Sejauh ini, diketahui penyebab kecelakaan pesawat Singapore Airlines SQ321 adalah turbulensi ekstrem atau goncangan hebat.

Baca juga: 9 Tips Atasi Cemas Saat Turbulensi Pesawat, Atur Napas dan Meditasi

Menurut pengamat penerbangan Alvin Lie, Singapore Airlines SQ321 mengalami clear air turbulence atau turbulensi cuaca cerah.

Biasanya, jenis turbulensi ini terjadi di ketinggian 15.000 kaki atau 5.572 meter di atas permukaan laut.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Kategori turbulensinya ekstrem atau sangat parah. Dari empat level turbulensi, Alvin menerka, Singapore Airlines SQ321 mengalami guncangan yang terkuat.

Tak bisa diprediksi

Secara spesifik, Alvin menilai bahwa turbulensi cuaca cerah, seperti yang terjadi pada Singapore Airlines, tidak bisa diprediksi.

"Clear air turbulence ini sifatnya tidak bisa diprediksi karena tidak tampak di radar, sehingga tidak bisa dihindari," ungkap Alvin ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (23/5/2024).

Ilustrasi pesawat Singapore Airlines.PIXABAY/ANNETTE Ilustrasi pesawat Singapore Airlines.

"Terjadinya sangat mendadak. Tidak ada persiapan dan sebagainya," tambah dia.

Turbulensi cuaca cerah terjadi akibat perubahan arah angin, kecepatan angin, kerapatan angin, dan mungkin juga ada pertemuan angin dari dua arah berbeda sehingga menyebabkan turbulensi.

Saking dadakannya turbulensi ini, Alvin melanjutkan, lokasi turbulensi cuaca cerah bisa saja bergeser dalam hitungan menit.

Baca juga: Dahulu, Penumpang Pesawat Boleh Merokok di Pesawat

"Turbulensi cuaca cerah ini sifatnya sangat lokal sehingga kalau ada pesawat lain yang melewati lokasi tersebut dalam waktu berbeda, mungkin sudah bergeser lagi lokasinya," kata dia.

Oleh karena itu, sambung dia, Singapore Airlines SQ321 sedang apes karena berada di lokasi turbulensi parah.

Pendaratan darurat

Akibat turbulensi cuaca cerah, pesawat harus segera melakukan pendaratan darurat, seperti dalam kasus Singapore Airlines SQ321.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com