Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Kota Mataram Dukung Cidomo Jadi Transportasi Pariwisata

Kompas.com - 04/08/2014, 15:46 WIB
MATARAM, KOMPAS.com - Kalangan DPRD Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat mendukung wacana Pemerintah Kota Mataram untuk menjadikan cidomo sebagai alat transportasi pariwisata di daerah itu.

"Kita sangat setuju jika cidomo dijadikan alat transportasi pariwisata di Kota Mataram," kata anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, Abdul Malik Thalib di Mataram, Sabtu (2/8/2014).

Cidomo adalah singkatan dari cikar, dokar dan motor yang ditarik kuda itu merupakan alat transportasi lokal di Kota Mataram.

Menurut Abdul Malik, Kota Mataram sebagai daerah tujuan wisata menjadi peluang bagi para pemilik cidomo untuk mengembangkan kreativitasnya guna menarik perhatian para wisatawan.

Misalnya dengan merias cidomo agar terlihat bagus dan rapi, agar bisa menarik perhatian para wisatawan. Dengan menjadi cidomo pariwisata tentunya akan berdampak pada peningkatan penghasilan bagi pemilik cidomo.

"Karena nilai ekonomis cidomo menjadi alat transportasi pariwisata tentu akan lebih tinggi dibandingkan menjadi alat transportasi lokal," katanya.

Terkait dengan itu, sebelum cidomo dicanangkan menjadi alat transportasi pariwisata, terlebih dahulu harus ada penataan terhadap kondisi cidomo. Terutama untuk penampungan kotoran kuda, sehingga jangan sampai kotoran kuda dari cidomo itu berceceran pada jalan-jalan yang menjadi akses pariwisata.

Selaian itu, cidomo pariwisata harus memiliki indentitas khusus agar wisatawan dapat dengan mudah mengenali mana cidomo lokal dan mana cidomo pariwisata. "Bila perlu kusir atau penarik cidomo menggunakan pakaian adat khas Lombok sebagai wujud dari moto Kota Mataram yang maju, religius dan berbudaya," katanya.

Selain itu, lanjut Abdul Malik, perlu juga menentukan rute-rute khusus yang dapat dilewati cidomo pariwisata. Tujuannya agar tidak mengganggu akses lalu lintas pada titik-titik tertentu.

Ia menilai, solusi terhadap keberadaan cidomo di Kota Mataram menjadi alat transportasi pariwisata merupakan salah satu solusi tepat jika dibandingkan akan adanya rencana pembatasan jumlah operasional cidomo.

"Jika hal itu dilakukan tentu akan memberikan dampak sosial kepada pemilik cidomo karena mereka harus kehilangan mata pencahariaannya," katanya.

Oleh karena itu, Abdul Malik berharap agar pemerintah dapat bersikap dan mencari solusi yang lebih baik terhadap keberadaan cidomo di Kota Mataram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com