Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Harus Jadi Prioritas

Kompas.com - 14/08/2014, 11:42 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI), Sarwo Budi Wiryanti Sukamdani mengatakan bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif belum dijadikan skala prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal tersebut sangat disayangkan karena selama ini pariwisata menyumbang pendapatan untuk devisa negara nomor empat.

"Sudah seharusnya pariwisata dan ekonomi kreatif dijadikan prioritas," tegas Yanti saat konferensi pers, Rabu (13/8/2014) di Hotel Grand Sahid Jaya.

Untuk itu lah, ia menggagas sebuah program pendukung agar sampai 2019, Indonesia dapat mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara hingga 20 sampai 25 juta jiwa. "Saya namakan terobosan ini, quantum leap. Yaitu sebuah lompatan untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mencapai skala prioritas," tuturnya.

Ia menyebutkan bahwa ada dua hal yang perlu dilakukan. Hal pertama, pada bidang pariwisata ialah dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur daerah. "Diharapkan dengan pengembangan ini wisatawan memiliki kenyamanan dan kemudahan untuk berwisata ke daerah-daerah di Indonesia," ungkapnya.

SERAMBI/M ANSHAR Penumpang kapal pesiar Calledonian Sky disambut tari ranup lampuan saat tiba di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Minggu (13/10/2013). Sebanyak 88 turis asal Australia dan Inggris tersebut menghabiskan waktu selama empat jam untuk mengunjungi sejumlah obyek wisata di Kota Banda Aceh sebelum melanjutkan pelayaran ke Pulau Simeulue (Aceh) dan Pulau Nias, Medan.
Kedua,  untuk bidang ekonomi kreatif yaitu dengan memperbanyak event dan great sales dalam rangka promosi bagi kunjungan wisatawan sebagai daya tarik pariwisata. "Bisa dengan mengadakan Duty Free Shop, di sana wisatawan dapat berbelanja pada pusat kreatifitas produk lokal, emporium batik, handycraft atau acara seperti Indonesia Tourism & Creative Economy Fair (ITCEF) dan INA Culinary Fair yang menjadi sarana exhibition, penjualan multi produk, paket wisata, cenderamata dan kuliner," katanya.

Harapannya, dengan dua langkah tadi dapat membantu untuk mencapai target kunjungan wisatawan di Indonesia. Harapannya, bukan hanya mencapai target kunjungan wisatawan tapi hal tersebut dapat mendatangkan devisa negara sehingga taraf hidup ekonomi Indonesia meningkat. "Bidang pariwisata pernah menjadi sumber devisa ketiga, kenapa sekarang malah menjadi yang keempat. Kalau dahulu bisa, sekarang juga pasti bisa," ungkapnya optimis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com