Lapangan Hoki S.O.R Citra, Jalan Cikutra, Bandung, Jawa Barat dijadikan sebagai basecamp dan tempat latihan setiap hari Rabu dan Sabtu. Latihan dimulai pukul 16.30 hingga malam hari. Jika hari mulai gelap beberapa lampu sorot dipasang untuk menerangi jalur lempar.
"Aktivitas ini berawal dari tahun 88, ketika saya masih kuliah di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) fakultas Seni Rupa. Melempar pisau menjadi hobi saya dan beberapa teman-teman ketika itu," tutur ketua d'Lempar Pisau, Ellen Ramlan.
"Olah raga ini awalnya cukup terkenal di Amerika, biasanya dilakukan oleh tentara-tentara di waktu kosong. Kemudian beberapa film cowboy juga memerankan adegan melempar pisau, membuat kita menjadi terinspirasi," ucap Ramlan.
Meski demikian, Ramlan menjelaskan bahwa melempar pisau bukan digunakan agar terlihat seperti jagoan. Menurut Ramlan, melempar pisau merupakan sebuah olahraga dengan regulasi yang jelas. Ia bersama rekan-rekannya berencana untuk mendaftarkan aktivitas melempar pisau ini ke KONI agar bisa diresmikan menjadi cabang olahraga.
"Ada beberapa jenis pisau yang kita gunakan yaitu jenis bowie dan simetris. Mata pisau tidak harus tajam, yang tajam hanya ujungnya saja," kata Ramlan.
"Jarak amannya 2 meter, kalau terlalu dekat dengan sasaran cukup bahaya karena pisau bisa saja mental jika tidak tertancap di sasaran. Akurasi dan power menjadi hal yang deperlukan ketika melempar," jelas Ramlan.
Komunitas d'Lempar Pisau juga menerima anggota baru dengan beberapa persyaratan. Syaratnya adalah dengan mengisi formulir dengan biaya awal Rp 150.000. Kemudian, setiap anggota juga harus memiliki pisau sendiri.
"Pisau biasanya dijual per set, jumlahnya sebanyak 3 buah. Untuk harga pisau sendiri, harganya berkisar Rp 400.000 untuk produk lokal, dan Rp 900.000 untuk produk luar negeri," ujar Ramlan.
"Aturan yang utama adalah kita tidak boleh menjadikan makhluk hidup sebagai target lemparan. Radius 5 meter dari target harus clear area, tidak boleh ada hewan, pohon, apalagi manusia. Semua demi keamanan olahraga tersebut," tambah Ramlan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.