Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karst Gunung Sewu Menuju Taman Bumi Kelas Dunia

Kompas.com - 12/11/2014, 11:48 WIB
MENELUSURI goa dan situs geologi purba di daerah Pacitan, Jawa Timur, tak ada habisnya mengundang decak kagum. Bentangan alam itu bagian dari kawasan karst Gunung Sewu yang diusulkan menjadi taman bumi (geopark) dunia.

Kawasan karst itu membentang di tiga kabupaten dan tiga provinsi. Selain Pacitan di Jatim, juga Wonogiri (Jawa Tengah) dan Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta).

Perwakilan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mendatangi tiga kabupaten itu pertengahan 2014 untuk memberikan penilaian. Agar ditetapkan sebagai taman bumi dunia, UNESCO mensyaratkan kawasan itu dikelola dengan manajemen terpadu.

”Perlu sedikit lagi syarat, yakni punya manajemen terpadu. Sebab, area itu terletak di tiga kabupaten dan tiga provinsi,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Pacitan Wasi Prayitno, akhir Oktober lalu.

Kawasan Taman Bumi Gunung Sewu terbagi atas 33 situs geologi, yaitu 13 situs di Pacitan, 7 situs di Wonogiri, dan 13 situs di Gunung Kidul. Di Pacitan ada 13 lokasi situs geologi, antara lain Luweng Jaran, Luweng Ombo, Goa Gong, Goa Tabuhan, Goa Song Terus, Teluk Pacitan, Pantai Klayar, Pantai Watu Karung, Sungai Baksoka, dan Telaga Guyang Warak.

Karena posisi kawasan Gunung Sewu lintas kabupaten dan provinsi, kewenangan menentukan pengelolaannya ada di pusat. Pemerintah daerah setempat menyerahkan bentuk pengelolaan itu ditangani pemerintah ataupun swasta, asalkan melibatkan warga lokal.

KOMPAS/HARRY SUSILO Penelusur goa dari Perhimpunan Mahasiswa Pencinta Alam Palawa Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, tengah mengeksplorasi Goa Luweng Jaran di Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, beberapa saat lalu. Luweng Jaran merupakan salah satu geosite (situs geologi) dalam kawasan Geopark Gunung Sewu yang kini tengah diusulkan menjadi kawasan geopark dunia. Dalam goa ini membentang lorong sepanjang 17 kilometer dan sarat akan ornamen.
Dengan menjadi kawasan taman bumi dunia, kata Wasi, Gunung Sewu bisa jadi magnet pariwisata internasional. Hal itu akan menguntungkan dari segi pendapatan daerah dan masyarakat lokal.

”Lokasi itu berpotensi jadi obyek penelitian dan wisata. Siapa pun yang datang ke Pacitan, baik turis, peneliti, maupun pegiat alam, tentu akan membelanjakan uangnya dan menggerakkan perekonomian daerah ini,” kata Wasi.

Luweng Jaran yang berlokasi di Desa Jlubangan, Kecamatan Pringkuku, Pacitan, misalnya, berpotensi menjadi obyek wisata minat khusus dan riset. Ada beragam struktur geologi dan ornamen goa yang indah di dalamnya.

Sekretaris Desa Jlubangan Ponijan menuturkan, warga desa membangun gapura berhiaskan patung kuda sebagai penunjuk arah menuju Luweng Jaran. Dalam bahasa Jawa, luweng artinya lubang dan jaran berarti kuda.

”Masyarakat sadar, jika banyak peneliti atau penelusur goa datang, akan menumbuhkan perekonomian di sini. Kami harap pemerintah mau memperbaiki jalan dan membangun pendapa agar turis senang ke sini,” ujarnya.

Pada Januari-September 2014, ada 48 penelusur goa yang mengeksplorasi Luweng Jaran. Penelusur goa yang kebanyakan mahasiswa pencinta alam dan peneliti itu umumnya datang ke Luweng Jaran saat kemarau.

KOMPAS/HARRY SUSILO Penelusur goa dari Perhimpunan Mahasiswa Pencinta Alam Palawa Universitas Padjadjaran, Bandung, mengeksplorasi Goa Luweng Jaran di Kecamatan Pringkuku, Pacitan, Jawa Timur, September lalu. Luweng Jaran merupakan salah satu situs geologi di dalam kawasan Taman Bumi Gunung Sewu yang diusulkan menjadi kawasan taman bumi (geopark) dunia. Di dalam goa itu membentang lorong sepanjang 17 kilometer dan sarat ornamen.
Jika Luweng Jaran lebih banyak dijelajahi peneliti dan pegiat alam karena butuh teknik khusus memasuki mulutnya yang vertikal, berbeda dengan Goa Gong dan Goa Tabuhan. Dua goa itu dipadati pengunjung di akhir pekan.

Goa-goa kaya keragaman struktur geologi itu perlu dikelola profesional dan melibatkan warga setempat agar terjaga dari tangan jahil. Itu demi mewujudkan kawasan itu sebagai taman bumi dunia. (Harry Susilo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com