Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Belanda Tertarik Wisata Sejarah di Yogyakarta

Kompas.com - 12/03/2015, 12:44 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menilai wisatawan asal Belanda merupakan potensi pasar yang perlu digarap secara serius karena wisawatan dari negara tersebut mulai tertarik berwisata sejarah di Kota Yogyakarta.

"Banyak wisatawan yang ingin datang ke Yogyakarta untuk mencari tahu apa yang telah dilakukan nenek moyang mereka pada masa lalu," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Eko Suryo Maharso di Yogyakarta, Kamis (12/3/2015). (Baca: Warga Berinovasi Kembangkan "Lava Tour" Merapi)

Menurut dia, wisatawan tersebut bahkan tidak segan-segan datang ke kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk mencari informasi mengenai bangunan-bangunan yang didirikan selama Belanda berada di Yogyakarta.

"Mereka kemudian datang ke sejumlah bangunan untuk mengetahui seperti apa bangunan tersebut. Contohnya, bangunan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, di kawasan Kotabaru dan di SD Tegalpanggung," katanya.

Eko mengatakan, pihaknya akan berupaya secara serius untuk mengembangkan wisata sejarah tersebut sehingga wisatawan ke Yogyakarta tidak hanya datang ke tempat wisata tetapi juga memperoleh informasi atau pengetahuan mengenai sejarah. (Baca: Wisata Budaya di Yogyakarta Jadi Incaran Turis Mancanegara)

"Pintu masuknya adalah Belanda. Untuk saat ini, kami belum menghitung berapa wisatawan Belanda yang datang ke Yogyakarta. Harapannya, jumlah wisatawan asing yang datang terus meningkat," katanya.

Selain Belanda, wisatawan dari Eropa yang juga mulai tertarik datang ke Yogyakarta adalah wisatawan asal Perancis. (Baca: Aroma Soto di Tengah Pasar Beringharjo)

"Berbeda dengan wisatawan asal Bela(Baca: Aroma Soto di Tengah Pasar Beringharjo)nda, wisatawan dari Perancis lebih tertarik untuk melihat secara langsung legenda-legenda supranatural yang berkembang di masyarakat. Mereka kemudian mempelajarinya secara ilmiah," katanya.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Pekerja membersihkan lumut pada pot bunga saat rombongan wisatawan asing asal Belgia berkunjung ke obyek wisata Istana Air Taman Sari, Yogyakarta, Selasa (2/4/2013). Bekas tempat pemandian Raja Keraton Yogyakarta yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I tersebut merupakan salah satu aset utama industri pariwisata Yogyakarta.

Sedangkan wisatawan dari Asia seperti Jepang dan Tiongkok, lebih suka berjalan-jalan berkeliling Yogyakarta dan melihat bangunan-bangunan yang terkenal.

Ia berharap, Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) bisa melakukan promosi wisata yang lebih baik. "Setelah ada proposal kegiatan dari BP2KY, kegiatan itu akan disampaikan ke dewan sehingga semuanya transparan termasuk penggunaan dananya," katanya.

BP2KY akan menerima dana sebesar empat persen dari total pendapatan pajak hotel dan restoran dalam bentuk hibah untuk penyelenggaraan kegiatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com