Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Solusi Cegah Pemerasan Turis Asing di Bandara

Kompas.com - 08/10/2015, 15:02 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan penerapan teknologi informasi dan komunikasi menjadi solusi untuk mengubah perilaku pemerasan turis yang sedang mengurus keimigrasian di bandara.

"Mengubah perilaku bisa dengan dua cara yaitu pertama cara etika dan IT (information technology). Saya pilih IT," kata Arief kepada KompasTravel usai jumpa pers "Nusa Dua Fiesta 2015" di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu (7/10/2015) malam.

Arief mengatakan perilaku buruk para oknum dapat diubah dengan menerapkan sistem. Ia memberikan contoh terobosan Menteri Perhubungan Ignasius Yonan dalam mengubah budaya penumpang kereta api listrik.

"Dulu untuk beli tiket susah, orang-orang naik di atas kereta. Sekarang, dengan sistem semua bisa berubah," paparnya.

Penerapan e-paspor, lanjut Arief adalah contoh penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencegah tindak pemerasan turis di bandara. Namun, ia mengatakan jika sistem yang digunakan pun juga harus transparan.

"Kita minimalisir waktu (pengurusan) paspor. 15 menit harus sudah selesai," ungkap Arief.

Ia juga turut berharap penerapan e-paspor di Indonesia telah terealisasi pada tahun 2016. Sehingga, kejadian pemerasan turis asing di bandara tidak akan terulang kembali.

Dikutip dari artikel "Aksi Itu Melukai Pariwisata Bali" di Harian Kompas (7/10/2015), tertulis jika dua oknum imigrasi Ngurah Rai, H dan W, masuk bui Kepolisian Resor Kota Denpasar. Keduanya mengakui melakukan pemerasan 200 yuan atau sekitar Rp 500.000 terhadap Zhang Tao, turis asal China.

Namun, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai Yohanes HA Renung Widodo tetap ngotot bahwa petugasnya difitnah. ”Saya akan tuntut turis Tiongkok itu. Dia yang suap,” kata Widodo dengan nada tinggi dikutip dari Harian Kompas.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com