Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Tugu 0 Km Peninggalan Kolonial Belanda di Bogor

Kompas.com - 04/01/2016, 17:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Di depan gedung Balai Kota Bogor, tepatnya di samping pompa air berwarna merah, menancap sebuah tugu kecil berwarna hijau, putih, dan kuning. Jika dilihat dari dekat, terdapat tiga sisi yang bertuliskan kombinasi angka yakni 0, 47, dan 59 km (kilometer). Tugu itu menandakan titik 0 kilometer Kota Bogor.

KompasTravel bersama para wartawan sempat tugu titik 0 km di depan Balai Kota Bogor dalam rangka Media Trip Ezytravel.co.id, November 2015 lalu.

Tugu titik 0 km itu memiliki tinggi tak lebih dari satu meter. Terdapat tiga informasi yang tertulis menunjukkan kepada para pengunjung yang melihat yakni "Bgr 0", "Jtn 47", dan "Jkt 59". Tulisan tersebut berada di tiga sisi tugu yakni "Bgr 0" di sisi kanan, "Jtn 47" di sisi kiri, dan "JKT 59" di sisi atas.

"Titik nol kilometer Bogor awalnya di kubah Istana Bogor tapi tidak memungkinkan untuk dilihat orang banyak, sehingga dipindahkan ke seberang. Sekarang ada di depan gedung Balai Kota Bogor," kata seorang blogger asal Bogor yang menjadi pemandu wisata, Iwan Setiawan.

Ia mengatakan jika tulisan "JKT 59" memiliki arti yakni jarak dari Jakarta ke Bogor berjarak 59 km, "Bgr 0" berarti titik 0 kilometer Bogor. Sementara untuk "Jtn 47", Iwan masih menduga jika memiliki singkatan yakni Jatinegara.

"Nah, Jtn ini masih tanda tanya. Kemungkinannya Jatinegara," jelasnya.

Bentuk peninggalan kolonial

Tugu titik nol kilometer di Kota Bogor punya arti dalam peninggalan kepurbakalaan. Dosen Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Inggrid H.E. Pojoh mengatakan bentuk-bentuk tugu titik nol kilometer seperti di Bogor telah ada sejak jaman kolonial Belanda.

"Bentuk titik 0 kilometer di Bogor itu seperti di Eropa yang dibawa ke Indonesia. Saya percaya kalau model itu dari Eropa karena kita gak punya model tugu penunjuk kilometer," jelasnya.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Inge ini menyebutkan jika Bogor pernah berstatus karesidenan sehingga perlu dibuat tugu titik nol dalam rangka status administratif daerah. Ia mengatakan tugu tersebut juga menandakan titik awal perencanaan pembangunan kota pada jaman kolonial.

"Kalau mau bangun kota ditentuin dulu landmark-nya tapi bukan titik nol. Landmark itu biasanya bangunan. Kemudian setelah resmi baru ada patok titik 0 untuk penanda jarak," jelasnya.

Tugu titik 0 kilometer di Bogor punya fungsi sendiri jika dilihat. Inge mengatakan jika tugu titik 0 berkaitan dengan alat ukur jarak dari kota ke kota. Sementara landmark atau bangunan ia sebutkan, berfungsi sebagai penanda kota.

"Bentuk tugu dengan segitiga merepresentasikan untuk dilihat (penunjuk jalan). Patok ini selalu diletakkan di pinggir jalan," katanya.

Inge menambahkan pada masa ia kecil, orang-orang selalu menyebut jarak Jakarta ke Bogor sejauh 60 kilometer. Ia menyamakan dengan penanda jarak-jarak antar kota-kota di Pulau Jawa misalnya Jakarta-Surabaya, Jakarta-Semarang, dan Jakarta-Bandung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com