Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2016, 11:40 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata akan mengenalkan suasana perayaan Imlek di Lombok, Februari mendatang. Hal itu untuk meramaikan sejumlah perayaan Imlek di Palembang, Singkawang, Solo, Semarang, dan daerah-daerah lain telah banyak diketahui masyarakat luas.

"Kita perlu angkat daerah lain seperti di Lombok yang punya Chinatown. (Perayaan Imlek) di sana mereka akan tampilkan atraksi-atraksi akrobat dari China," kata Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty kepada KompasTravel usai Jumpa Pers Gerhana Matahari di Jakarta, Senin lalu.

Ia mengatakan keunikan berupa toleransi masyarakat Muslim dengan masyakarat Tionghoa di Lombok adalah salah satu hal yang menarik untuk dipromosikan. Esthy mengatakan sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat dalam rangka penyelenggaraan acara Imlek di Lombok.

"Konsulat Jenderal Republik Rakyat China kan akan hadir di sana. Perayaan itu menunjukkan toleransi yang luar biasa. Lombok bisa diangkat," jelasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat HL Mohammad Faozal saat dikonfirmasi KompasTravel di sela-sela acara Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Pariwisata di Jakarta, Rabu lalu mengatakan acara tersebut diadakan untuk pertama kalinya di NTB. Ia menjelaskan pada perayaan Imlek tersebut akan diselenggarakan pada tanggal 20 Februari 2016.

"Nama acaranya Silahturahmi Kebudayaan Tahun Baru Imlek. Itu nanti diadakan di Cakranegara karena di sana komunitas Chinanya kuat," tambah Faozal.

Ketua Panitia Silahturahmi Kebudayaan Tahun Baru Imlek 2567/2016, Bing Hamidy mengatakan acara itu pertama kali diselenggarakan untuk umum kepada masyarakat luas.

Ia berharap acara perayaan Imlek di Mataram itu dapat menarik kunjungan wisatawan setempat maupun dari luar Nusa Tenggara Barat.

"Kami mengajak masyarakat Lombok, masyarakat, adat Sasak, suku Bali, dan komunitas agama-agama untuk menyaksikan kebudayaan China," kata Bing saat dihubungi KompasTravel dari Jakarta, Jumat (29/1/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Larangan Study Tour, Menparekraf: Boleh Asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan Study Tour, Menparekraf: Boleh Asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com