JAKARTA, KOMPAS.com - Niatan Kementerian Pariwisata untuk membangun ratusan ribu homestay dan fasilitas sanitasi disambut dengan dukungan pembiayaan oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
Kamis (28/4/2016), BTN memberikan dukungan pembiayaan untuk pembangunan 100.000 homestay di destinasi pariwisata terpilih Indonesia. BTN juga akan mendukung pembiayaan bagi pembangunan 50.000 sarana toilet publik.
Mandalika, Labuan Bajo, Pulau Morotai, Tanjung Kelayang, Danau Toba, Wakatobi, Gunung Bromo, Candi Borobudur, Pantai Tanjung Lesung dan Kepulauan Seribu, yang ditetapkan menjadi destinasi utama dijadikan kawasan prioritas pembangunan homestay dan sarana toilet publik.
Pembiayaannya disambut dengan peresmian perjanjian kerja sama yang dilakukan Bank BTN bersama Menteri Pariwisata serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kamis (28/4/2016).
"Ini merupakan dukungan BTN pada pengembangan pariwisata Indonesia. Selain itu, langkah ini sekaligus upaya korporasi dalam rangka pemenuhan program sejuta rumah tahun 2016," papar Direktur Utama BTN Maryono.
Apresiasi pun tak ragu dilayangkan Kementerian Pariwisata. Lewat Sekretaris Menteri Pariwisata Ukus Kuswara, Kemenpar akan terus konsisten membangun Indonesia lewat dunia pariwisata.
"Kami memberikan apresiasi kepada BTN serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang ikut berpartisipasi mengembangkan pariwisata Indonesia di mata dunia. Semangatnya sangat bagus. Membangun pariwisata melalui rumah sesuai dengan kompetensi Bank BTN," kata Ukus Kuswara.
Seperti diketahui, Menpar Arief Yahya sudah mendapat green light dari Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja ke Danau Toba lalu. Dari 1 juta program perumahan rakyat yang akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu, 10 persennya dialokasikan untuk kepentingan pengembangan daerah pariwisata.
“Untuk 10 top destinasi ada percepatan pembangunan homestay dan toilet, ada juga yang diproyeksikan untuk kawasan-kawasan pariwisata yang lain, agar amenitas di kawasan tersebut hidup dan masyarakat bisa merasakan dampak langsung dari pembangunan pariwisata,” kata Arief Yahya.
“Sekarang banyak daerah yang sudah mengusulkan, karena itu kami akan kebut bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta BTN. Syaratnya, desain rumah atau homestay itu harus mengikuti tradisi dan budaya arsitektur lokal,” ujar Arief Yahya. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.