Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sensasi Kentang di Resto Pato

Kompas.com - 02/07/2016, 04:13 WIB
Masriadi

Penulis

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Waktu berbuka hampir saja tiba, Kamis (30/6/2016). Sejumlah pengunjung memadati bangunan berlantai dua di Jalan Tgk Chik Ditiro, Lhokseumawe.

Warung dibalut cat warna kuning itu dipenuhi. Sejurus kemudian sirine berbunyi dari Masjid Agung Islamic Center Lhokseumawe dan sejumlah masjid lainnya. Waktu berbuka puasa pun tiba. Itulah resto Mansur Pato.

Sang pemilik resto merintis usaha itu sejak dia duduk dibangku semester tiga di Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara. Saat itu, dia menjual kentang goreng dengan gerobak sorong persis di depan gedung DPRK Lhokseumawe. Seiring waktu, dia pun membuka usaha itu di Simpang Kuta Blang, Kota Lhokseumawe.

“Saat semester tiga, saya mengusulkan permohonan dana kewirausahaan ke kampus. Waktu itu belum lolos. Semester lima saya ajukan lagi dan dikabulkan proposal saya sebesar Rp 8 juta. Dari situlah saya semakin berkembang dalam bisnis kentang dan kuliner lainnya ini,” sebut Mansur Pato kepada KompasTravel.

Setelah menerima dana itu, dia pun membuka gerai lain berupa gerobak sorong sebanyak empat buah. Keempat gerobak itu tersebar di Krueng Geukuh Aceh Utara, Lhokseumawe dan Kota Langsa.

Sejak saat itu, dia pun semakin gigih mengembangkan kentang goreng dan pisang goreng bandung. Namun, dua bulan terakhir, dia membuka Mansur Pato resto. Persis di tengah kota.

Pria yang lahir di Bugak Jangka Bireuen, 18 Desember 1987 itu lulus kuliah pada tahun 2012. Sejak mengambil ijazah hingga saat ini dia tak pernah melamar pekerjaan pada sejumlah perusahaan atau kantor pemerintah.

DOKUMEN MANSUR PATO Pekerja sedang membakar ikan di Mansur Pato, Lhokseumawe
“Saya fokus berwirausaha saja,” ujarnya sambil tersenyum.

Saat ini, di resto itu tersedia kentang goreng, aneka masakan ikan, sayuran dan minuman. “Namun menu utama saya tetap kentang. Makanya, kentang sampai kapan pun akan saya pertahankan sebagai menu utama,” sebutnya.

Mansur masih menjadi koki di dapur. Di lain waktu dia bertindak sebagai kasir. Sementara itu, 15 pekerjanya hilir mudik melayani pembeli.

Rasa kentang di resto itu memang gurih. Terasa renyah dan tidak berminyak. Sedangkan makanan lainnya, seperti ayam penyet juga terasa gurih. Bumbu cabainya mentah, pedasnya pas.

“Bagi pembeli, umumnya jika makan, tetap memesan kentang. Ini memang menjadi ciri khas saya,” sebutnya.

Kini, Mansur Pato terus merintis bisnisnya. Dia berwirausaha sejak mahasiswa hingga pada mendatang.

“Harapan saya, ada Mansor efek. Ada mahasiswa yang mengikuti jejak saya, sehingga semangat berwirausaha ini terus menjalar ke penjuru Aceh,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com