Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedai Nasi Pauh Piaman, Pilihan Berburu Kuliner Khas Pariaman yang Sehat

Kompas.com - 31/07/2016, 06:23 WIB
Yosia Margaretta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Apabila Anda pecinta masakan Minang, jangan lewatkan tempat makan yang satu ini, Kedai Nasi Pauh Piaman.

Pauh Piaman mengadopsi nama sebuah desa di Sumatera Barat yaitu Pauh yang berada di Pariaman. Kedai ini memiliki 4 cabang di Indonesia, di antaranya berada di Jakarta, Padang, Bukittinggi, dan Pekanbaru.

Bisa dibilang, kedai ini sering kali menjadi rekomendasi para pecinta kuliner khas Pariaman. Awalnya di tahun 1960-an restoran ini berdiri di daerah Bukittinggi dan diteruskan oleh generasi kedua hingga saat ini sudah menambah 3 cabang lainnya.

Sekilas restoran ini tidak berbeda dengan beberapa rumah makan Padang lainnya. Lauk disajikan dipajang di etalase kaca. Aneka ragam lauk juga disajikan di meja tamu seperti layaknya rumah Padang biasanya.

Namun di sini pelayan tidak membawa banyak piring di tangannya. Mereka memilih menggunakan troli untuk mengantar makanan agar piring tidak mencemari makanan di bawahnya.

KOMPAS.COM/YOSIA MARGARETTA Di kedai nasi pauh piaman, pegawai tidak membawa piring dengan tangan tapi menggunakan troli

"Di sini sistemnya sama kayak di rumah makan Padang biasa. Berapa orang itu makan, itu yang kita hitung," ujar Boy Hendri Alif, pemilik dari Kedai Pauh Piaman saat ditemui KompasTravel kemarin (28/07/2016).

Namun uniknya, di tempat makan satu ini Anda tidak bisa menemukan jeroan dan daging rendang yang biasanya menjadi menu khas di restoran Padang. Boy mengakui dirinya ingin menciptakan konsep makanan Padang yang sehat.

Jeroan memang makanan yang lezat. Namun untuk konsumsi yang terlalu sering, jeroan akan meningkatkan tingkat kolesterol, asam urat, dan beberapa penyakit lainnya.

"Kan kalau kita liat di negara maju, jeroan sudah tidak di konsumsi. Untuk konsumsi yang terlalu sering juga kurang ideal," tutur Boy.

Sesuai dengan slogannya "The most excellence taste of "gulai ikan", Boy ingin menyajikan hidangan khas Minang yang lezat dengan menu andalannya adalah gulai ikan. Gulai ikan yang disajikan merupakan ikan laut yang dikirim langsung dari Padang. Boy ingin bertahan dengan cita rasanya, oleh karena itu dirinya enggan untuk mengganti pemasok ikan yang dia gunakan.

"Perbedaan habitat ikan dan terumbu karang yang dimakan itu berpegaruh dengan rasanya setelah dimasak," ujar Boy.

Tidak hanya ikan yang dikirim langsung dari Padang tetapi juga bumbu-bumbu seperti cabai, lengkuas, dan beberapa bumbu lainnya. Ia mengatakan pasti ada perbedaan bumbu di setiap daerah, sehingga Boy tidak ingin mengurangi kekhasan Padang di restorannya.

Kedai Nasi Pauh Piaman menyediakan gulai kepala ikan dari mulai ikan karang, ikan kakap, sampai ikan kerapu. Semuanya adalah ikan laut. Walaupun tidak ada daging rendang, restoran ini juga menyediakan daging kalio yang merupakan tahapan dalam memasak rendang. Walaupun tidak sampai ke tahap rendang, cita rasa bumbu khas Minang tetap kental di sajian kalio ini.

KOMPAS.COM/YOSIA MARGARETTA Aneka makanan yang disusuh seperti rumah makan padang

Untuk Anda yang ingin mencicipi gulai kepala ikan, menu ini dibanderol dengan harga Rp 70.000 - Rp 110.000 tergantung dengan besar porsi kepala ikan tersebut. Sedangkan untuk harga daging kalio dibanderol dengan harga Rp 20.500 per potong. Tempat ini buka setiap hari dari pukul 8.00 - 22.00 Wib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com