Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasa Menggoda Gulai Kepala Ikan khas Pariaman

Kompas.com - 03/08/2016, 22:04 WIB
Yosia Margaretta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Gulai merupakan masakan yang selalu ada di rumah makan Padang, biasanya disandingkan dengan rendang ataupun dendeng.

Jika Anda mampir ke Kedai Nasi Pauh Piaman yang terletak di Jalan Batu Ceper Raya No. 17, Jakarta Pusat, sajian Minang dengan spesifik gulai menjadi salah satu andalannya.

Gulai yang disajikan dari mulai gulai ayam, gulai jengkol, dan yang menjadi andalannya adalah gulai kepala ikan. Selai itu aneka gulai disandingkan dengan Kalio Daging, Dendeng dan beberapa menu khas Padang lainnya.

Gulai kepala ikan merupakan menu favorit di Kedai Nasi Pauh yang kualitasnya sangat dijaga. Ikan yang digunakan di restoran ini adalah ikan laut seperti ikan kerapu, ikan kerang dan ikan kakap.

Hidangan gulai kepala ikan sendiri identik dengan makanan khas Pariaman di Sumatera Barat, yang berada di pesisir laut. Selain itu ikan yang tersedia di setiap rumah makan merupakan ikan yang diambil langsung dari Padang.

"Soalnya beda habitat pasti beda terumbu karang yang dimakan. Nanti pengaruh sama rasa ikannya setelah dimasak," ujar Boy Hendri Alif, pemilik Kedai Nasi Pauh Piaman, saat ditemui KompasTravel, beberapa waktu yang lalu.

Tidak hanya ikan yang dikirim langsung dari Padang, bumbu untuk mengolah gulai kepala ikan ini juga dikirim dari Padang. Boy mengungkapkan ada perbedaan rasa antara bumbu di daerah Padang dan di Jakarta misalnya.

Cabai yang ada di Padang juga memiliki rasa yang pedas. Oleh karena itu Boy menggunakan bumbu yang dikirim langsung dari Padang agar rasa khas Padangnya tidak berubah.

"Ya beda bumbu di sini dengan di sana. Jadi bumbu juga di cargo kayak ikan," ujar Boy saat ditemu KompasTravel belum lama ini.

Kepala Ikan disajikan dengan kuah gulai yang melumurinya. Tekstur gulainya tidak terlalu kental seperti gulai biasanya dan restoran ini tidak menggunakan santan yang terlalu banyak.

Gulai kepala ikan ini tidak meninggalkan rasa amis ikan ketika Anda mengecap kuahnya melainkan rasa dan harum perpaduan kunyit, lengkuas, dan cabai yang berpadu. Namun ketika dicicip, rasanya tidak sepedas yang dikira.

Tidak hanya kuahnya yang memiliki bumbu khas masakan Minang, ikan yang dihasilkan juga memiliki tekstur yang lembut. Daging ikan tidak hancur atau terlalu lunak. Bumbu gulai meresap penuh pada kepala ikan tersebut.

Dalam menyajikan gulai kepala ikan dan beberapa hidangan yang menggunakan santan lainnya, Kedai Nasi Pauh Piaman masak dalam tiga sesi yaitu pagi, siang, dan sore. Boy, pemilik restoran ini mengaku dirinya tidak ingin makanan bersantan dimasak atau dihangatkan terus karena tidak baik bagi kesehatan.

"Ya kita masak sesuai dengan perkiraan. Jadi pagi, siang, sore. Kalau lebih untuk karyawan. Besok masak baru lagi," ujar Boy.

Untuk satu porsi gulai kepala ikan ini dibanderol dengan harga Rp 70.000 - Rp 110.000, tergantung dengan ukuran kepala ikan tersebut. Selain gulai kepala ikan, ada juga gulai ikan yang menyajikan daging ikan dari tubuh ikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com