Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Saprahan, Ajang Melestarikan Budaya Kuliner Melayu

Kompas.com - 15/09/2016, 22:35 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Saprahan dalam adat istiadat melayu berasal dari kata “saprah” yang artinya berhampar, yaitu budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan atau bersila di atas lantai secara berkelompok yang biasanya terdiri dari enam orang.

Dalam saprahan, semua hidangan makanan disusun secara teratur di atas kain saprah. Sedangkan peralatan dan perlengkapannya mencakup kain saprahan, piring makan, kobokan beserta serbet, mangkok nasi, mangkok lauk pauk, sendok nasi dan lauk serta gelas minuman.

Untuk menu hidangan di antaranya, nasi, aneka lauk pauk dan sayuran yang diolah dengan cita rasa khas pesisir. Dalam satu saprah biasanya terdiri dari lima hingga enam menu yang disajikan bersama air serbat yang diramu dengan rempah berwarna merah.

Guna melestarikan tradisi budaya tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak pun menggelar Festival Saprahan tingkat pelajar SMA/SMK yang digelar pada Kamis (15/9/2016) di Rumah Melayu, Jalan Sutan Syahrir, Pontianak, Kalimantan Barat.

Festival ini merupakan yang pertama kalinya digelar untuk tingkat pelajar. Sebelumnya, festival serupa pernah digelar saat menjelang Hari Jadi Kota Pontianak, tetapi pesertanya dari kalangan ibu-ibu kader PKK.

Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mengatakan, dari sisi penyajian untuk tingkat pelajar, Festival Saprahan ini sudah lumayan baik meskipun pertama kalinya digelar untuk tingkat SMA/SMK.

KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Tamu undangan tampak sedang bersiap menikmati hidangan ala Saprahan buah karya peserta lomba Besurong Saprah dalam rangka HUT Pemkot Singkawang yang ke-12 di tarup halaman belakang Kantor Walikota Singkawang, Kalimantan Barat (17/10/2013)
“Saya harap ke depan, seluruh SMA/SMK khususnya sekolah negeri se-Kota Pontianak diwajibkan mengikuti festival ini. Sekolah swasta juga kita ajak ikut kegiatan ini,” ujar Sutarmidji.

Wali Kota dua periode ini pun mengimbau supaya setiap SMA/SMK menggelar festival serupa di sekolah masing-masing. Selanjutnya, pemenang dari lomba atau festival saprahan di sekolah diutus untuk mewakili sekolahnya dalam festival tingkat SMA/SMK se-Kota Pontianak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com