Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Naga, Percontohan Sertifikasi Arsitektur Hemat Energi

Kompas.com - 16/09/2009, 15:28 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Kampung Adat Naga di Tasikmalaya akan dijadikan percontohan sertifikasi desain arsitektur bangunan hijau dan hemat energi Indonesia. Sertifikasi dilakukan Green Building Council of Indonesia (GBCI).

Rencana ini disampaikan Tondy O Lubis, salah satu pendiri GBCI, dalam seminar "Menyongsong Era Desain Arsitektur Hemat Energi di Indonesia", akhir pekan lalu di Kampus Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

GBCI adalah institusi pertama di Indonesia yang berhak melakukan sertifikasi dan rating terhadap bangunan berasitektur hijau dan hemat energi. Institusi yang berada di dalam naungan jaringan besar World Green Building Council ini didukung 21 perusahaan besar di Indonesia.

"Tidak betul bahwa green building itu harus hi tech dan mahal. Buktinya, rumah-rumah adat di Kampung Naga. Ini bisa membuka mata dunia bahwa Indonesia punya warisan bangunan hijau," ujar Direktur Manajemen Fasilitas dan Properti Colliers International Indonesia ini.

Tondy menyatakan kekagumannya akan arsitektur rumah adat di Kampung Naga. Rumah-rumah ini beratap daun ijuk dengan struktur bangunan dari bambu. Desain arsitektur dan interiornya tertata apik sehingga udara dan cahaya tersirkulasi dengan baik.

Dengan desain ini, masyarakat tidak lagi membutuhkan penerangan listrik. Yang mengagumkan, bangunan adat ini tahan gempa besar, seperti gempa Tasikmalaya dua pekan lalu. Tidak ada satu pun bangunan di tempat ini rusak.

Menurut Tondy, bangunan berarsitektur hijau dan hemat energi masih jarang di Indonesia, jauh tertinggal dari negara lain, seperti Malaysia dan Singapura.

"Kita negara miskin, tetapi borosnya minta ampun," ujarnya menggambarkan masih rendahnya kesadaran membuat bangunan hijau di negara ini.

Padahal, menurut Teguh Satria, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia, aplikasi bangunan hemat energi, misalnya memanfaatkan taman atap, dapat menurunkan suhu ruangan hingga 8 derajat celcius. Ini berimplikasi pada efisiensi penggunaan tenaga listrik untuk pendingin udara. (jon)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com