Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Khas Makassar Terancam Digusur

Kompas.com - 11/04/2011, 18:57 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com — Peran makanan tradisional Makassar, pisang epe, dalam pariwisata Kota Makassar tidak bisa dipinggirkan. Anggota DPRD Makassar, Enre Cecep Lantara, mengungkapkan hal tersebut saat menanggapi protes 50 pedagang pisang epe terhadap kebijakan pemerintah kota. Kebijakan tersebut adalah penggusuran keberadaan pedagang pisang epe di kawasan Pantai Losari sebab dinilai berjualan tak sesuai jadwal.

"Saya kira peran mereka dalam pariwisata kota tidak bisa dipinggirkan. Selama ini, mereka selalu dicari jika ada event di daerah ini baik itu wisata maupun bukan," kata Enre, Senin (11/4/2011).

Apalagi, pisang epe adalah ikon makanan khas Kota Makassar yang sudah didaftarkan dalam brosur-brosur pariwisata kota. Enre mengatakan, masalah tersebut harus secepatnya ditindaklanjuti pemerintah. Ia berjanji akan melakukan mediasi.

Koordinator pedagang pisang epe, Firo, saat berunjuk rasa di DPRD Makassar mengatakan, kebijakan penggusuran mematikan usaha masyarakat kecil sekaligus ikon wisata kuliner Makassar.

"Penggusuran itu tidak hanya menimbulkan bibit kemiskinan baru, tetapi juga mengacaukan pengembangan pariwisata kota yang memasukkan kuliner tradisional sebagai salah satu faktor pendukung," ujarnya.

Menurut dia, agar bisa teratur dengan baik, pedagang hanya meminta jadwal menjual dimajukan menjadi pukul 17.00-01.00 WITA dari ketentuan pukul 22.00-01.00  seperti selama ini diberlakukan.

Karena jika mengikuti ketentuan lama, pedagang sangat sulit mendapatkan pembeli yang secara langsung memengaruhi jumlah pendapatan mereka. Dalam aksi itu, mereka juga mendesak pihak Dewan Makassar memfasilitasi pertemuan pedagang dan pemerintah kota untuk mencari solusi terbaik.

Dalam pertemuan itu nantinya, kata Firo, selain penambahan jadwal menjual, pedagang akan meminta pengakuan secara hukum dari pemerintah untuk berjualan di sebelah barat Anjungan Pantai Losari. "Kami juga meminta pertanggungjawaban dinas budaya dan pariwisata," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com