Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Impor Ikan Bisa Matikan Produsen Lokal

Kompas.com - 29/09/2011, 18:49 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak, Ali Nasrun mengungkapkan, kebijakan impor ikan yang diwacanakan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat dapat mematikan produsen lokal.

"Itu memerlukan kajian yang lebih mendalam lagi, wacana itu tidak tepat, karena akan menguntungkan produsen negara lain, dan akan mematikan produsen dalam negeri," kata Ali Nasrun di Pontianak, Kamis (29/9/2011).

Ali menilai, perairan Kalbar belum semuanya tergarap kemudian bukan kebutuhan pokok. "Ini sengaja berbaik produsen dari luar dan membunuh produsen dalam negeri kecuali produknya tidak ada dan strategis," jelas Ali.

Menurutnya, ikan tidak ada yang stategis. Baginya, yang perlu dilakukan pemerintah yakni mendorong bagaimana produksi perikanan Kalbar bisa ditingkatkan, dan penangkapan perairan umum lebih diefektifkan.

Salah satu nelayan di Sungai Rengas, Ahong (42) mengatakan nelayan akan mengalami kerugian jika wacana ini diberlakukan. "Mengapa pemerintah tidak memberikan bantuan kepada nelayan berupa kapal penagkap ikan," ungkap Ahong.

Menurut dia, jika hal itu dilakukan ia yakin jumlah ikan yang ditangkap akan jauh lebih banyak sehingga pemerintah tidak perlu mengimpor ikan dari luar.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat, Gatot Rudiyono mengatakan, rencana kebijakan impor ikan yang akan dilakukan pemerintah provinsi itu sifatnya hanya insidentil saja. "Itu hanya insidentil saja, tidak tetap dan tidak sepanjang masa seperti yang dikhawatirkan," kata Gatot.

Kebijakan impor ikan tersebut, kata dia, akan dikaji kembali oleh DKP Kalbar dengan melihat kondisi pasar. "Jika kondisi pasar normal, tentu kami tidak akan melakukan hal itu. Dan sampai saat ini juga impor itu belum dilakukan, kami masih melakukan pemantauannya di lapangan," tegas Gatot.

Ia berharap, produksi ikan Kalbar yang mencapai 98 ribu ton untuk perikanan tangkap dapat dimanfaatkan. Gatot menilai, kekhawatiran nelayan dan bahkan anggota dewan tentang wacana impor ikan itu wajar adanya.

"Tetapi itu baru rencana saja, dan impor itu belum kami lakukan. Jika kondisi pasar normal tentunya kami harus berpihak pada nelayan," kata Gatot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com