Bukan tidak tanpa usaha dan sejarah berdirinya monumen yang megah penuh nilai sejarah. Berkat perjuangan panjang dan melelahkan oleh para lelulur Bali, berdirilah dengan kokohnya monumen ini sehingga saya sangat beruntung menemukan ini di jantung kota Denpasar.
Walau panas yang membakar kulit, saya tidak peduli karena apa yang saya saksikan di depan mata mampu membuat rasa lelah berkurang. Memang benar, memasuki areal monumen ini suasana kerajaan zaman dulu sangat terasa.
Terletak lumayan mencolok ke dalam area, membuat bisingnya kendaraan tidak begitu terasa. Layaknya sebuah kerajaan tua dengan tataan taman dan puranya membuat areal monumen ini nyaris sempurna.
Lantas saya menelusuri pekarangan luar dari monumen ini, ternyata cukup luas. Areal keseluruhan dari monumen kurang lebih 10 hektar. Cukup luas untuk ukuran monumen. Banyak dikelilingi pohon rindang yang sedang tumbuh, terdapat juga pohon pinang dan kelapa di sekitar taman.
Tidak hanya melihat taman yang luas, namun seni yang terpampang di antara dinding monumen yang di ukir juga sangat menarik. Banyak simbol-simbol budaya yang bernilai tinggi. Banyak juga patung-patung dari raja-raja dahulu yang ditempatkan di sekitaran monumen dengan balutan tulisan-tulisan kuno Bali di patung tersebut.
Nilai seni yang implisit sangat jelas terasa di monumen ini. Susunan bebatuan klasik yang menjulang tinggi dan kokoh, menambah nilai arsitekturnya yang tidak biasa. Monumen ini layak dapat jempol.
Kemudian yang menambah cantiknya pekarangan monumen ini adalah dengan tumbuhnya banyak jenis bunga yang sedang mekar di areal monumen.
Saatnya melangkah memasuki ruang dalam monumen. Pas masuk langsung di sambut dengan aksitektur yang sangat klasik seperti zaman Romawi kuno. Warna marmer dan ubinnya cenderung berwarna coklat elegan. Ini merupakan perpaduan yang sangat cocok.
Dari lantai dasar tepatnya di tengah monumen bagian dalam terdapat sebuah tangga melingkar yang terdiri dari puluhan anak tangga menuju puncak monumen untuk pemandangan yang lebih jelas. Untuk anak di bawah umur dan ibu hamil tidak disarankan untuk naik ke bagian atas monumen karena tangganya cukup terjal.
Monumen Perjuangan Rakyat Bali berada di Jalan Raya Puputan Niti Mandala, Denpasar, Bali. Tidak jauh dari bandara, sekitar 40 menit sudah sampai. Jalan besar yang dekat dengan monumen ini diantaranya: Jalan Dewi Sartika, Jalan Teuku Umar, Jalan Hayam Wuruk. Untuk memasuki monumen, pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis. Monumen buka buka setiap hari jam 09.00-17.00 Wita. (RICO SINAGA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.