Setelah mandi dan sarapan, saya bersama seorang rekan, menuju stasiun kereta api terdekat. Dengan tiket setara dengan Rp 42.000 dan hanya butuh waktu 30 menit kami tiba di Nou Camp.
Hujan masih mengguyur jalanan dan udara begitu dingin, tapi ada rasa hangat menjalar. Perasaan ekstase itu seketika muncul saat melihat bangunan bundar warna coklat bata, itu Stadion Nou Camp!!!
Langkah saya makin gegas menuju pintu utama stadion dan mencari loket penjualan tiket untuk dapat keliling stadion. Berdasarkan hasil pencarian di internet yang diperkuat keterangan petugas hotel tempat saya menginap, tarif masuk stadion sebesar 23 euro atau sekitar Rp 391.000.
Namun kami datang terlalu pagi. Loket baru buka pukul 10.00 waktu setempat, sementara kami tiba sekitar 45 menit lebih awal. Ada sekitar 35 pengunjung lain yang rupanya datang lebih dini daripada kami. Salah satunya Juliana, perempuan Brasil yang sudah enam bulan berada di Barcelona dalam rangka studi.
”Saya pencinta bola, terutama sepak bola Brasil. Tapi pesona Barcelona begitu kuat sehingga saya penasaran untuk datang kemari,” uangkap Juliana. Kami lantas melanjutkan perbincangan tentang prestasi dan para pemain Barca sambil menunggu loket dibuka.
Deretan prestasi
Stadion Nou Camp yang dibuka pada 24 September 1957 ini merupakan stadion terbesar di Eropa. Memiliki kapasitas tempat duduk yang cukup untuk 100.000 orang. Pada 1999, organisasi sepak bola Eropa (UEFA) menganugerahinya sebagai stadion bintang lima, skor tertinggi. Pengelola membuat program kunjungan turis untuk melihat-lihat sekeliling stadion. Jumlah pengunjung bisa mencapai 10.000 orang per hari.
Stadion kebanggaan Catalan ini dilengkapi museum yang bercerita tentang sejarah dan prestasi Barca selama lebih dari satu abad berkiprah dalam persepakbolaan. Begitu melewati pintu masuk, saya terperangah dengan deretan trofi yang dipajang dalam deretan etalase sepanjang 50 meter di Zona A stadion.
Diterangi cahaya lampu mini, trofi-trofi itu memancarkan cahaya sekemilau prestasi Barca. Di sana berdiri trofi Copa Macaya, trofi pertama yang diraih Barca pada 1902. Pada Tahun 1900 Presiden Hispania AC Alfons Macaya menyampaikan rencananya untuk menyelenggarakan kompetisi antartim Catalan. Kompetisi ini baru digelar dua tahun kemudian dan dimenangi Barca. Ini debut Barca.
Di samping trofi Macaya itu, berderet piala lain seperti Catalonia Cup dan Copa del Rey. Prestasi Barca terus menanjak tak terbendung.
Kebesaran nama Barca menjadi simbol Catalan, sehingga Presiden Narcis de Carreras menabalkan identitas Barca sebagai ”Mes Que Un Club”, lebih dari sekadar klub. Sebab, Barca menjelma menjadi elemen kunci dalam integrasi masyarakat Catalan. Sejarah ini diceritakan di salah satu etalase dengan berbagai pernik dan gambar dari tahun 1968-1971.
Di salah satu bagian etalase, berderet delapan piala Liga Champion. Etalase ini berada di atas sebuah etalase yang memamerkan celana, kaus, hingga sepatu yang dipakai para pemain Barca saat berjuang merebut trofi-trofi itu. Rasanya ingin mengambil ransel dan membawa pulang semua pakaian bersejarah itu. Baiklah, mari akhiri khayalan itu, sambil melihat foto Messi berlari melatari tiga trofi sepatu emas.