Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Tenun yang Hampir Hilang

Kompas.com - 28/05/2014, 10:48 WIB
KRIEK..., kriek..., kriek..., suara roda kayu berputar di pangngonnosan (alat pintal tradisional). Tangan tua Indo Sambo tampak masih cekatan. Tangan kanan memutar roda kayu dan tangan kirinya membuat benang dari tarikan kapas. Cucu Indo Sambo yang duduk di teras mengintip penasaran.

Indo Sambo mengambil benang yang telah disiapkan di dekat patok kayu, sementara menantunya menyembelih seekor ayam dan babi. Darah ayam dan babi yang menempel pada parang lalu ditorehkan ke patok tersebut. Hal itu menandakan dimulainya mak sapang atau ritual mempersiapkan benang sebelum menenun.

KOMPAS/LASTI KURNIA Memakan ayam dan babi yang telah dimasak tiga sambil mengguncang patok kayu.
Entah kapan terakhir ritual ini dilakukan. Indo Sambo, yang kini berusia kira-kira 90 tahun, tak mampu mengingatnya. ”Kira-kira tahun 87-an. Eh, atau kira-kira sepuluh tahun lalu,” katanya mencoba mengingat-ingat.

Pangngonnosan, warisan dari ibunya, juga lama tak digunakan untuk memintal kapas menjadi benang, saat benang modern mulai dikenal oleh para petenun di Mamasa, Sulawesi Barat. Dan produksi tenun berkejaran memenuhi permintaan pasar. Maka, ritual mak sapang yang dahulu dilakukan oleh para petenun tak lagi dilakukan.

KOMPAS/LASTI KURNIA Memintal kapas menjadi benang di pangngonnosan.
Indo Sambo adalah petenun tertua di Desa Rante Puang, Kecamatan Sesena Padang, Mamasa. Di satu kecamatan itu, hanya ia yang masih mampu melakukan ritual mak sapang. Hari itu, Indo Sambo melakukan ritual karena permintaan Anna Sari, Pelaksana Tugas Kepala Seksi Pelestarian Nilai Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mamasa, yang datang berkunjung dengan tamu.

Ritual mak sapang dimulai dengan menyiapkan benang kemudian patok kayu ditancapkan ke tanah. Ayam dan babi dimasak tiga, yakni dimasak hanya dengan tiga komponen: air, serai, dan garam. Setelah masak, dimakan sedikit oleh orang yang akan menenun sambil menggoyangkan patok kayu dan mengucap ”huuuu” sebanyak tiga kali. Jalinan benang kemudian diangkat dari patok, dipindahkan ke alat tenun.

KOMPAS/LASTI KURNIA Diruyong pato’ atau mengeluarkan benang dari patok.
Kini, keluarga Indo Sambo berpikir untuk melestarikan tradisi ini. Indo telah menetapkan menantunya, Rosina, menjadi penggantinya. Namun, ritual ini mungkin akan menjadi atraksi wisata semata. Karena mahalnya biaya membeli ayam dan babi, ritual tersebut hanya akan dilakukan berdasarkan permintaan. Namun, setidaknya ritual ini tak hilang, terlupakan. (LASTI KURNIA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com