Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program GfCB Berdampak Positif bagi Pariwisata Bali

Kompas.com - 14/01/2015, 10:35 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Program Gas for Clean Bali (GfCB) berdampak positif bagi sektor pariwisata. Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Bali-Nusa Tenggara, Kementerian Lingkungan Hidup menyampaikan, dengan menjaga lingkungan yang sehat dan udara bersih, dinilai pariwisata di Bali akan semakin diminati turis asing.

“Bahan bakar kendaraan menggunakan gas kan ramah lingkungan. Sektor pariwisata itu kan sangat dekat sekali dengan sektor kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan semakin baik, pariwisata juga akan meningkat,” kata Kepala PPE Bali-Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup, Novrizal Tahar, di Denpasar, Bali, Selasa (13/1/2015).

Novrizal juga menyampaikan kondisi di luar negeri di mana adanya pencemaran udara di Shanghai karena kualitas particulate matter (PM) sangat tinggi. Kondisi ini bisa diantisipasi wilayah Bali yang hingga saat ini masih menjadi salah satu tempat favorit wisatawan mancanegara.

“Kita bisa lihat sekarang bagaimana berita-berita di Shanghai dan Beijing. Apalagi di Shanghai sekarang sudah darurat pencemaran udara, di mana kualitas PM-nya 2,5 sangat tinggi, sehingga banyak yang menggunakan masker. Kondisi itu akan membuat daya saing jadi rendah,” katanya.

Menurut Novrizal, untuk di Bali sendiri masih di bawah baku mutu. Tapi dengan pertumbuhan kendaraan dan penduduk tidak harus membiarkan kondisi ini bergerak terus. Salah satunya gerakan menggunakan bahan bakar gas dengan keunggulan di antaranya ramah lingkungan, pembakarannya sempurna dan bebas sulfur dan timbal. Untuk itu, pemerintah gencar mengampanyekan program Gas for Clean Bali agar tetap terjaga dengan baik lingkungan dan kehidupan selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com